Aksi Sehat 5 Menit Ala Mama Tayo
by
Arifah Wulansari
- July 25, 2014
"Punya anak yang susah banget kalau diajak makan sayur dan buah itu rasanya gemes gemes gimanaaa gitu..."
Saya pernah lho mengalami masa-masa "menggemaskan" seperti itu. Yaitu saat anak saya Tayo sama sekali tidak mau makan sayur dan buah tepatnya ketika ia memasuki umur 3 tahun. Semakin bertambah usia bukannya makin senang makan sayur dan buah. Tetapi justru makin anti kalau diberi makan sayur dan buah. Padahal dulu saat Tayo masih umur 1-2 tahunan dia doyan banget makan sayur, hanya saja dulu saya memang memberikannya dalam bentuk sayur yang sudah dimasak sampai matang kemudian di blender halus. Namun semakin Tayo besar, dia mulai nggak mau makan makanan yang lembek atau di
blender. Hal ini normal sih, karena semakin besar anak memang kemudian akan jadi lebih suka makan makanan yang bertekstur lebih kasar. Tapi yang bikin saya jadi gemes ya
itu tadi, setiap kali Tayo melihat penampakan wortel, brokoli, jeruk, apel atau jenis lain yang termasuk
dalam kategori sayuran dan buah-buahan, dia pasti langsung melakukan aksi tutup mulut. Kalaupun dipaksa untuk makan maka sayuran dan buah-buahan itu akan dikeluarkan lagi dari dalam mulutnya. Makanan favorit Tayo hanya terbatas pada nasi dan lauknya saja seperti ayam goreng, ikan, telur, tempe goreng dan susu. Jika saya beri tambahan sayur dan buah-buahan dalam menu makanan sehari-harinya anak saya langsung bilang NO WAY ! Karena tidak mau makan sayur dan buah ini, maka akibatnya Tayo jadi sering sariawan dan susah BAB...Sedih deh saya :-(
Tayo with his favourite food |
Segala cara sudah saya upayakan, pernah saya mencoba untuk mencampurkan bayam yang sudah dicincang halus dalam telur dadar kesukaan Tayo. Tapi dia langsung protes nggak mau makan karena melihat dalam telur dadar kok ada
warna hijaunya? Langsung deh ketahuan kalau saya sudah campurkan sayur ke dalam telur
dan Tayo langsung mingkem nggak mau makan. Saat saya coba siasati dengan menyembunyikan telurnya dibalik nasi putih, ternyata
anak saya juga nggak kalah pinter. Sebelum makanan tersebut masuk ke mulutnya, Tayo melakukan pemeriksaan terlebih
dulu pada gundukan nasi yang ada dalam sendok. Dikorek-korek dulu menggunakan jari tangannya. Begitu dia menemukan
telur dadar bercampur sayuran yang tersembunyi di balik nasi, anak saya
langsung marah dan "mutung" nggak mau makan sama sekali.
Pernah juga saya coba mencampurkan buah ke dalam puding, harusnya kan
anak-anak juga doyan karena rasanya manis. Tapi anak saya ini memang lain
dari yang lain, sebelum makan apapun dia pasti selalu mengamati dulu apa yang akan dimakannya. Apabila ia menemukan ada buah atau sayur yang bercampur dalam makannya ( padahal saya juga
sudah berusaha merekayasa bentuknya agar tidak tampak seperti buah atau sayur
misalnya dengan cara di blender) dengan serta merta dia pasti akan menolaknya. Saya pernah berhasil
membujuk Tayo agar mau makan puding yang sudah saya campurkan buah di dalamnya, tapi ternyata oleh Tayo puding tersebut dirasakan dulu dengan penuh penghayatan. Dikunyah pelan-pelan sambil dia terus berpikir dan menatap saya penuh rasa curiga. Begitu Tayo menyimpulkan
bahwa dalam puding tersebut telah "terkontaminasi" buah atau sayur maka secepat kilat puding itu akan kembali mendarat dengan selamat di piringnya lagi.
Jika merunut ke belakang saya juga tidak tau sebenarnya anak saya itu punya pengalaman
buruk apa sih dengan buah dan sayur? kok seperti musuhan banget kalau
ketemu buah dan sayur. Sudah dirayu sedemikian rupa, diimingi-imingi hadiah, tetep aja
nggak berhasil. Saya sendiri juga nggak tega kalau tiap hari harus maksa - maksa dia
makan sayur dan buah. Tapi mengingat umur Tayo sudah menjelang 4 tahun, masak iya
saya juga tega membiarkan dia berpola makan anti sayur dan buah terus
seperti itu. Kasihan juga kan dengan perut dan saluran cernanya yang jarang terisi dengan buah
dan sayur.
"Yang saya inginkan adalah anak saya mau makan sayur dan buah tiap hari dengan hati yang senang dan ikhlas tanpa harus dipaksa-paksa lagi. Tapi gimana ya caranya?"
Suatu hari saya coba memberikan jus wortel pada Tayo. Tapi ternyata dia tetap tidak mau, anak saya nggak doyan jus wortel. Alasannya karena dalam jus tersebut masih ada ampas wortelnya, dan dia tidak suka. Kemudian saya coba membuat jus wortel dengan menggunakan juicer sehingga bisa memisahkan antara air dan ampas wortel. Alhamdulilah ternyata Tayo doyan, saya sampai terharu saat melihat Tayo dengan cepat bisa menghabiskan 1 gelas penuh air perasan wortel. Besoknya saya coba membuat mix antara wortel dengan apel, pear dan jeruk sunkis. Alhamdulilah Tayo masih tetap suka, dengan catatan tidak boleh ada ampas yang tercampur di dalamnya. Jadi bener-bener hanya air perasannya saja. Thanks God..untung jaman sekarang sudah ada teknologi juicer, jadi saya nggak perlu capek-capek lagi memeras buah-buahan tersebut.
Jus wortel favorit Tayo |
Tentunya saya masih belum puas dengan pencapaian tersebut, saya masih terus berupaya untuk mengajarkan anak saya agar ia mau makan buah dan sayur lebih banyak lagi, terutama dalam bentuk serat tidak hanya minum air perasannya saja. Memberikan sayur dalam kondisi matang seperti dalam bentuk sup, tumis atau jenis masakan sayur lainnya ternyata belum bisa membuat Tayo tergerak untuk mau makan sayur. Hingga suatu hari saat saya mengajak Tayo makan di sebuah resto siap saji, saya menemukan fakta bahwa ternyata Tayo doyan makan salad, yaitu serutan wortel dan kubis yang masih mentah yang dicampur dengan saus mayones. "Ini bukan sayur, tapi ini saus mayones" kata Tayo. Hihihi..saya setuju saja dengan pendapatnya itu karena bagi saya yang penting Tayo menganggap makanan tersebut enak dan mau memakannya dengan lahap (padahal sebenarnya yang dimakan itu sayur).
Selanjutnya dirumah saya mencoba untuk membuatkan salad dengan menggunakan wortel dan tambahan sayuran lainnya seperti ketimun dan selada. Kadang-kadang juga saya campurkan potongan buah yang sudah dirajang kecil-kecil dan tentunya ditambah dengan saus mayones. Dan...saya kembali bersyukur ternyata anak saya mau menyantapnya dengan senang hati. Berdasarkan pengamatan, akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan bahwa untuk sementara ini anak saya memang lebih suka makan sayur dalam kondisi segar dan mentah ketimbang makan sayuran yang sudah dimasak. Namun tentunya harus disiasati dengan cara diserut dan diberi tambahan saus mayones. Tidak apa-apalah pikir saya, namanya juga masih latihan. Walaupun kesukaan Tayo terhadap sayur dan buah-buahan masih terbatas pada jenis-jenis tertentu saja bagi saya tidak mengapa.
Kemudian kekhawatiran baru mulai muncul dibenak saya. Kalau tiap hari anak saya makan sayuran mentah seperti ini ada efeknya nggak ya? apalagi sayur dan buah yang dimakan dalam kodisi masih mentah katanya kebanyakan masih mengandung bakteri dan sisa pestisida.
"Proses penanaman buah dan sayur juga melibatkan bahan-bahan pestisida yang digunakan untuk melindungi tanaman dari serangga-serangga yang dapat menimbulkan penyakit. Pestisida akan meninggalkan residu atau sisa pestisida, terutama pada buah apel, pear, anggur juga sayuran berdaun, seperti seledri, bayam, paprika, wortel. Residu harus diwaspadai agar tidak masuk dalam tubuh manusia karena mengandung bahan-bahan kimiawi yang beracun. Resiko yang mungkin timbul akibat kontaminasi pestisida, antara lain keracunan dan gangguan kesehatan lainnya"
Membaca tulisan tersebut membuat saya jadi makin gelisah mengingat wortel, pear, apel adalah jenis sayur dan buah favoritnya Tayo dan dia sangat suka makan wortel dalam kondisi mentah misal di minum air perasannya atau dibuat salad. Saya ingat beberapa kali Tayo memang pernah mengeluh bahwa perutnya terasa mulas setelah minum jus wortel, namun untunglah tidak sampai diare. Padahal selama ini saya sudah mencuci sayur dan buah yang akan dikonsumsi Tayo terlebih dahulu dengan menggunakan air mengalir, tapi saya jadi bertanya dalam hati, apakah proses pencucian yang saya lakukan itu sudah benar? apa ada jaminan bahwa sayur dan buah yang saya cuci itu benar-benar sudah terbebas dari bakteri dan pestisida sehingga aman dikonsumsi oleh anak saya?
Untunglah kemudian saya bertemu dengan Mama Lime, yaitu cairan pencuci piring dengan anti bakteria pertama di Indonesia yang berfungsi tidak hanya sebagai cairan pencuci piring saja, tapi bisa juga digunakan untuk mencuci buah dan sayur.
Pestisida yang menempel pada buah dan sayur itu sifatnya waterproof sehingga jika kita mencuci sayur dan buah hanya dengan menggunakan air saja itu tidak bisa benar-benar melarutkan dan merontokkan pestisida yang menempel. Namun dengan menggunakan Mama Lime formula baru anti bacteria agent food grade (bioguard) maka di jamin akan berhasil membersihkan pestisida dan membunuh bakteri sampai 99%.
sumber gambar : FB Mama Indonesia |
Saat ini Mama Lime Anti Bacteria sedang gencar mengkampanyekan tentang Aksi Sehat 5 Menit (#AS5M) yang dilakukan dengan tujuan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia agar lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur. Konsumsi sayur dan buah ini memang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Menurut Prof. Dr. Ir. Tien R Muchtadi. Guru Besar Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor, kekurangan asupan buah dan sayur
dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker saluran cerna sebesar
14%, risiko kematian akibat penyakit jantung koroner sebesar 11% ,dan
risiko kematian akibat stroke sebesar 9%. Jika kita mengonsumsi minimal tujuh sajian buah dan sayur setiap hari
maka risiko kematian berkurang hingga 42 persen jika dibandingkan dengan
mereka yang makan lebih sedikit dari satu sajian per hari. Pencinta
sayuran juga bakal mengalami penurunan risiko meninggal karena kanker
hingga 25 persen. Sementara kemungkinan meninggal akibat penyakit
jantung atau stroke lebih rendah 31 persen. Untuk itu sangat disarankan bagi masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi minimal dua sampai empat porsi buah dan tiga sampai lima porsi sayuran setiap hari.
Dalam aksi sehat 5 menit Mama Lime Anti Bakteria ini di garis bawahi bahwa pola konsumsi buah dan sayur yang baik juga harus didukung proses pencucian yang benar-benar bersih.
Jangan sampai kita mengonsumsi sayur dan buah namun masih ada bakteri dan residu pestisida yang terkandung di dalamnya. Bukannya jadi sehat, bisa-bisa malah jadi diare atau keracunan. Apalagi jika buah dan sayur ini dikonsumsi oleh anak-anak, seperti Tayo anak saya yang senangnya makan wortel dalam kondisi masih mentah. Tentunya saya juga harus ekstra hati-hati dalam proses pencuciannya. Iya sih, kita bisa membeli sayuran organic tapi kalau setiap hari harus membeli yang organic bisa tekor juga kan?
Tentang Mama Lime
Varian Lime & Green Tea |
Mama Lime Anti Bacteria adalah brand international yang diproduksi oleh Lion-Japan. Di Indonesia, LION bekerja sama dengan WINGS sehingga menjadi LION WINGS. LION Corporation pertamakali didirikan di Jepang pada tahun 1981. Perusahaan ini bertekad untuk memenuhi keperluan sehari-hari para konsumennya dan memperkaya kehidupan umat manusia dengan cara memproduksi pasta gigi, sikat gigi, kosmetik, sabun, shampoo, detergent, detergent
pencuci piring, pembersih alat-alat kebutuhan rumah tangga, hingga
makanan dan obat-obatan. Mama Lime Anti Bacteria merupakan salah satu produk unggulan dari LION WINGS. Mama Lime Anti Bacteria ini tersedia dalam 2 varian produk yaitu : Mama Lime Total Clean Lime dan Mama Lime Total Clean Green Tea.
Aksi Sehat 5 Menit Ala Mama Tayo
Sebagai ibu bekerja saya memang memiliki keterbatasan waktu untuk bisa selalu bersama dengan anak. Walaupun saya belum bisa
jadi full time mom yang selalu mendampinginya setiap hari, namun saya
selalu berusaha untuk memaksimalkan kualitas waktu saya yang memang
terbatas demi kepentingan terbaik bagi anak saya. Saya sadar bahwa anak saya juga butuh perhatian dari saya agar ia bisa terus tumbuh jadi anak yang sehat secara jasmani dan rohani.
"Itulah sebabnya sebisa mungkin saya ingin selalu memberikan yang terbaik bagi Tayo, termasuk dalam urusan memilih formula untuk menjamin kebersihan sayur dan buah yang dikonsumsi anak saya"
Sejak
menggunakan Mama Lime anti bacteria untuk mencuci buah dan sayur di
rumah, saya jadi semakin yakin dengan kebersihan sayur dan buah yang
dikonsumsi keluarga saya khususnya bagi Tayo anak semata wayang saya.
Apalagi sekarang sudah ada varian baru dari Mama Lime yaitu Mama Lime
Total Clean Green Tea, yang wanginya enak banget dan tentunya tetap aman
untuk digunakan mencuci buah dan sayur yang kami konsumsi setiap hari.
Sama halnya dengan Aksi Sehat 5 Menit dari Mama Lime #AS5M , saya juga punya versi sendiri tentang aksi sehat 5 menit yang saya lakukan untuk Tayo. 5 Menit itu waktu yang sangat berharga bagi kami. Walaupun hanya 5 menit tapi jika itu bisa dilakukan secara rutin setiap hari maka hal tersebut akan jadi sesuatu yang bernilai investasi tinggi bagi kami. Ada beberapa hal penting yang secara rutin saya lakukan untuk Tayo setiap hari dengan durasi masing-masing kegiatan hanya membutuhkan waktu 5 menit saja, yaitu :
Aksi sehat 5 menit di kamar mandi
Sebelum berangkat kerja saya selalu rutin menyempatkan diri untuk memandikan Tayo terlebih dulu. Hal ini telah berlangsung sejak Tayo masih bayi. Mandi di pagi hari efeknya akan sangat menyegarkan tubuh, menghilangkan keinginan untuk bermalas-malasan di tempat tidur dan kebiasaan ini juga membentuk sikap disiplin. Aksi sehat ini juga saya lakukan demi meyakinkan Tayo bahwa saya tidak pernah meninggalkannya pergi kerja begitu saja dan menyerahkannya 100% pada pengasuh. Sebelum berangkat kerja saya merasa berkewajiban untuk mengurus segala keperluan Tayo terlebih dulu karena saya hanya bisa bertemu dengan anak saya pada pagi dan menjelang sore nanti. Hal ini penting untuk tetap menjaga kedekatan di antara kami dan menciptakan suasana pagi yang menyenangkan bagi Tayo karena walaupun mama harus pergi kerja tapi mama masih selalu punya waktu untuk memandikan Tayo terlebih dulu.
Dari bayi sampai sekarang always mandi pagi sama mama |
Aksi sehat 5 menit di dapur
Sebelum berangkat kerja, saya selalu menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga saya. Tidak perlu lama-lama, hanya butuh waktu 5 menit saja. Sarapan pagi tidak harus masak makanan yang berat-berat. Cukup telur mata sapi, tumis brokoli atau roti isi keju. Ditemani susu hangat atau jus buah tentunya sudah bisa jadi bekal energi untuk beraktivitas hingga siang nanti. Intinya sebelum saya dan suami berangkat kerja atau sebelum Tayo berangkat sekolah perut harus terisi, jangan sampai berangkat dari rumah dalam kondisi perut kosong kecuali kalau sedang puasa.
Aksi sehat 5 menit with Mama Lime anti Bakteria
Sarapan praktis tersedia dalam waktu 5 menit saja |
Aksi sehat 5 menit with Mama Lime anti Bakteria
Nah, ini adalah aksi sehat yang tak kalah penting yaitu selalu menyempatkan untuk mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi dengan menggunakan Mama Lime anti Bacteria. Berikut aksi saya dalam rangka ikut menjalankan aksi sehat 5
menit Mama Lime anti Bakteria (#AS5M) :
- 1.5 menit untuk mencuci buah atau sayur menggunakan Mama Lime Anti Bacteria dengan formula baru Bioguard karena bisa membersihkan pestisida dan membunuh bakteri sampai 99%.
- 1.5 menitnya lagi untuk membilas buah atau sayur dengan air bersih.
- Lalu, 2 menitnya, buah atau sayur siap untuk disajikan dan disantap
Bereskan..., hanya butuh waktu 5 menit dengan menggunakan Mama lime anti bakteria semua pasti beres. Sayur dan buah-buahan segar siap untuk dikonsumsi dengan aman. Eniwei...sampai hari Tayo sudah mulai mau makan buah-buahan seperti jeruk, rambutan, dan apel. Alhamdulilah Tayo juga sudah jarang kena sariawan dan susah BAB. Walaupun begitu saat ini saya masih terus berupaya untuk mengajarkan dan membiasakan Tayo agar mau lebih banyak mengonsumsi beraneka ragam buah dan sayur agar kesukaannya tidak hanya terbatas pada jenis sayur dan buah yang itu-itu saja. Pembiasaan sejak dini sangat penting demi investasi kesehatannya di masa mendatang. Memang tidak mudah untuk mengajak anak-anak gemar makan buah dan sayur. Sebagai orangtua sayapun harus selalu memberi contoh keteladanan pada anak saya dengan cara selalu kompak juga bersama suami untuk rajin mengonsumi buah dan sayur setiap hari. Selain itu tentunya juga dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, kreativitas dan kecerdikan dalam memotivasi anak-anak kita agar mereka bisa tumbuh jadi generasi penikmat buah dan sayur.
Sumber referensi :