Omron Nebulizer, Partner Terbaikku Dalam Merawat Anak Dengan Riwayat Asma
by
Arifah Wulansari
- January 31, 2017
Sebuah pesan singkat via whatsapp saya terima dari seorang rekan kerja di kantor. Inti pesannya adalah mengabarkan bahwa ia ijin masuk kerja agak terlambat karena anaknya terkena serangan asma. Sebagai atasan tentu saya sangat bisa memaklumi kondisi rekan saya tersebut dan memberi ijin dispensasi keterlambatan masuk kerja.
Setiap kali mendengar tentang anak yang mengalami masalah gangguan pernafasan semacam ini, saya jadi teringat dengan anak saya sendiri. Saya akui masalah semacam ini memang sangat mengganggu aktivitas, tak hanya aktivitas anak tapi juga aktivitas orangtua. Saat terjadi gangguan pernafasan pada anak seperti ini efeknya memang bisa bikin para orang tua jadi panik karena jika tidak segera ditangani dengan tepat maka gangguan sesak napas ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada jaringan tubuh dan bisa berakibat fatal.
Saya masih ingat bagaimana paniknya saya saat pertama kali anak saya mengalami gangguan pernapasan ketika dia masih bayi sekitar usia 4 bulan. Waktu itu anak saya memang sedang terkena flu dan udara sangat dingin, tiba-tiba sekitar jam 5 pagi dia megap-megap seperti kesulitan bernafas. Karena panik maka langsung saya bawa anak saya ke RS dengan diantar suami. Begitu sampai UGD anak saya langsung diperiksa oleh dokter dan dilakukan tindakan nebulizer. Saat di nebulizer anak saya menangis dan meronta-ronta karena mungkin merasa tidak nyaman dan terganggu dengan suara kompresornya yang cukup berisik. Tapi memang harus begitu tindakan yang dilakukan untuk melegakan saluran pernapasannya walaupun memang rasanya kurang nyaman bagi anak-anak. Usai di nebulizer, alhamdulilah anak saya tidak megap-megap lagi dan saya kembali merasa tenang. Kata dokter anak saya mengalami sesak napas karena banyak lendir di saluran napasnya yang tidak bisa dikeluarkan, namun dengan bantuan nebulizer maka lendir yang mengganggu tersebut bisa diencerkan sehingga anak saya bisa kembali bernafas lega.
Nebulizer memang merupakan alat kesehatan yang didesain untuk membantu melakukan terapi gangguan pernapasan. Alat ini dapat mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap atau aerosol sehingga lebih mudah dihirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan. Penggunaan nebulizer biasa diberikan kepada orang yang mengalami gangguan sistem pernapasan seperti batuk, pilek maupun penyumbatan saluran pernapasan seperti penderita asma atau sinusitis. Selain itu bisa juga digunakan pada bayi atau anak-anak yang menderita batuk /pilek karena usia tersebut belum mampu mengeluarkan dahak secara optimal seperti orang dewasa.
Obat yang diberikan melalui alat nebulizer ini biasanya berupa cairan yang diberi obat bronkodilator dan ekspektoran. Bronkodilator berfungsi untuk melebarkan otot-otot saluran pernapasan, sedangkan ekspektoran berfungsi sebagai pengencer dahak. Penggunaan nebulizer juga dikatakan lebih baik jika dibanding penggunaan obat oral karena pemberian obat melalui bentuk uap ini tidak mengendap di dalam darah. Jadi efek samping obatnya sangat kecil. Meskipun aman, untuk dosis dan penggunaan campuran obat nebulizer tetap wajib dikonsultasikan ke dokter, tidak boleh diberikan secara sembarangan.
Penggunaan nebulizer memang terbukti bisa membantu saya dalam mengatasi gangguan pernapasan yang terjadi pada anak saya. Karena tak hanya sekali saja anak saya mengalami gangguan pernapasan akibat tidak bisa mengeluarkan lendir ketika batuk pilek melanda. Seingat saya sejak ia bayi sampai sekarang usianya 7 tahun, sudah 5 kali saya harus bolak balik ke UGD Rumah Sakit karena anak saya mengalami sesak napas. Bahkan untuk kasus yang terakhir setelah diperiksa oleh dokter secara lebih seksama ternyata anak saya diketahui menderita asma sama seperti anak rekan kerja yang saya ceritakan diawal tulisan ini. Kondisi asma ini meningkatkan resiko gangguan sesak napas pada anak saya kemungkinan masih bisa terjadi lagi.
Karena pertimbangan inilah kemudian saya memutuskan untuk menyediakan alat nebulizer sendiri di rumah supaya tidak terlalu sering bolak-balik ke UGD Rumah Sakit. Apalagi biaya nebulizer di RS juga cukup mahal, yang terakhir kemarin saya total membayar sekitar 250.000 untuk tindakan nebulizer dan biaya dokternya. Sehingga akhirnya saya putuskan untuk membeli nebulizer sendiri karena sebenarnya penggunaannya juga sangat mudah. Dokter yang memeriksa anak saya juga merekomendasikan untuk sedia nebulizer sendiri di rumah serta memberikan resep untuk obatnya supaya saya bisa melakukan terapi sendiri di rumah saat asma anak saya kambuh.
Untuk alat nebulizernya, saya memilih menggunakan omron nebulizer tipe terbaru NE-C803 karena ini merupakan alat terapi pernapasan terbaik. Alat kesehatan yang diproduksi oleh perusahaan Jepang yang sudah terpercaya ini memiliki keunggulan sebagai berikut :
1. Suara pengoperasiannya hening
Masalah utama yang dihadapi anak saya saat menjalani tindakan nebulizer di RS adalah ia merasa tidak nyaman dengan suara kompresor yang cukup berisik.
Namun dengan menggunakan Omron nebulizer tipe NE-C803 yang pengoperasiannya hening ini, maka anak saya kini merasa lebih nyaman saat harus dilakukan terapi dengan nebulizer. Apalagi jika digunakan pada bayi tentu suara pengoperasian yang hening ini bisa semakin membantu kelancaran proses nebulizer.
Kompresornya berukuran kecil dan suara pengoperasiannya hening ( < 45 db) |
2. Handy Size
Bentuknya compact dan ringan banget. Hal ini memudahkan saya dalam penggunaan sehingga lebih efisien untuk digunakan kapanpun dan praktis jika hendak dibawa pergi kemanapun.
Disediakan juga tas penyimpan yang sangat praktis untuk membawa peralatan nebulizer ketika saya sedang mobile bersama keluarga.
Compressor dan Nebulizer kit semua bisa masuk ke dalam tas mungil ini dan bisa dibawa pergi kemanapun |
3. Bisa digunakan oleh seluruh anggota keluarga
Omron nebulizer tipe NE-C803 dilengkapi dengan masker ukuran dewasa dan ukuran anak-anak, sehingga bisa digunakan oleh seluruh anggota keluarga yang membutuhkan nebulizer untuk mengatasi masalah gangguan pernapasan secara mandiri di rumah. Berdasarkan pengalaman saya selain bisa digunakan untuk anak saya saat asmanya kambuh, omron nebulizer ini juga pernah dipakai suami saya untuk melegakan gangguan pernapasan yang dideritanya saat terkena flu berat beberapa waktu yang lalu.
4. Easy Clean Care
Secara garis besar sebenarnya nebulizer ini terdiri dari unit utama yaitu kompresor dan nebulizer kit yang terdiri dari tutup inhalasi, vaporiser head dan tanki obat. Untuk aksesoris pelengkapnya terdiri dari mouthpiece, masker dewasa, masker anak, pipa udara, filter udara, AC adpter dan tas penyimpan. Perawatan dari masing-masing bagian ini juga sangat mudah yaitu :
Langkah 1 Cuci
Pembersihan bagian nebulizer kitnya cukup direndam dengan menggunakan air hangat yang dicampur sabun cuci yang bersifat netral biasanya saya menggunakan detergen yang khusus untuk mencuci peralatan bayi. Untuk membersihkan bagian Vaporizer head yaitu dengan cara dicuci dengan menggunakan air mengalir dan tidak perlu disikat.
Langkah 2 Bilas
Setelah peralatan tersebut selesai dicuci kemudian lakukan pembilasan dengan menggunakan air panas bersih yang mengalir.
Langkah 3 Keringkan
Keringkan semua peralatan nebulizer yang sudah dicuci bersih dengan menggunakan lap kering yang bersih dan lembut atau cukup keringkan dengan di angin-anginkan.
Langkah 2 Bilas
Langkah 3 Keringkan
Khusus untuk perawatan air filter justru tidak boleh dicuci, jika air filter basah maka harus diganti dengan yang baru. Apabila tidak diganti maka akan mengganggu fungsi alat. Sebaiknya air filter juga diganti setiap 2 bulan sekali atau apabila diperlukan.
Untuk sterilisasi alat, bisa dilakukan seminggu sekali dengan cara direbus selama 15 - 20 menit. Jika memilih cara ini maka bagian alat yang boleh direbus adalah mouthpiece, dan nebulizer kit. Untuk bagian masker jangan direbus dengan air panas, namun bisa disterilisasi dengan menggunakan alkohol atau ethanol.
5. Pengoperasiannya mudah
Omron Nebulizer Tipe NE-C803 terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
Bagian-bagian dari alat nebulizer ini sangat mudah dirangkai dan pengoperasian juga tidak sulit. Berikut langkah - langkah pengoperasiannya :
Bagian-bagian dari alat nebulizer ini sangat mudah dirangkai dan pengoperasian juga tidak sulit. Berikut langkah - langkah pengoperasiannya :
- Bersihkan alat sebelum digunakan
- Sambungkan pipa udara ke kompresor
- Rangkaikan tutup inhalasi dengan vaporiser head
- Masukkan cairan obat sesuai resep dan dosis yang diberikan oleh dokter pada tanki obat dengan menggunakan ukuran suntikan atau botol kecil
- Kemudian tutup dan putar tanki obat hingga menyatu dengan tutup inhalasi
- Pasang Mouthpiece atau masker pada bagian atas alat dan selang udara pada bagian bawah alat
- Nyalakan kompresor dan pegang alat nebulizer dengan posisi jangan miring lebih dari 45 derajat untuk mencegah cairan obat tumpah
- Amati apakah uap obat sudah keluar dengan benar, kemudian hirup sambil bernafas seperti biasa
- Saat sudah selesai matikan kompresor dan lepaskan masing-masing bagian alat kemudian bersihkan
6. Harganya terjangkau & Mudah didapatkan
Omron nebulizer tipe NE-C803 ini harganya berkisar 600 ribuan. Cukup terjangkau dan lebih ekonomis ketimbang harus berkali-kali melakukan nebulizer di Rumah Sakit yang tarifnya sekitar 250 ribuan. Omron Nebulizer ini juga bisa dibeli di apotek atau toko alat kesehatan dan bisa juga dibeli secara online.
Omron nebulizer bisa didapatkan di seluruh apotik dan toko alat kesehatan terdekat |
Asma merupakan jenis penyakit jangka panjang yang terjadi pada saluran pernapasan dan ditandai dengan peradangan serta penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Penyakit ini bisa diderita oleh semua golongan usia, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Penderita asma memiliki saluran pernapasan lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak menderita asma. Ketika paru-paru teriritasi pemicu asma seperti debu, asap rokok, udara dingin, bulu binatang dan zat alergen lainnya maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.
Pada kasus anak saya yang jadi pemicu utama kambuhnya asma adalah debu, makanya saya benar-benar menjaga kebersihan rumah saya dari debu termasuk debu pada gordyn, AC dan kipas angin yang menempel di dinding. Karena anak saya memang sangat sensitif dengan debu ini. Begitu terkena debu sistem antibodinya akan langsung merespon dengan cara bersin-bersin dan mengeluarkan lendir yang cukup banyak dari hidung. Jika kondisinya semakin parah maka sesak napasnya jadi kambuh.
Dengan memiliki omron nebulizer NE-C803 di rumah maka saat anak saya mengalami serangan asma atau gangguan saluran pernapasan lainnya saya tak lagi merasa panik seperti dulu. Omron nebulizer kini jadi partner terbaik saya dalam merawat anak dengan riwayat asma. Alat ini sangat membantu saya dalam memberikan pertolongan darurat ketika anak terserang asma.
Meskipun sudah memiliki nebulizer sendiri di rumah, tapi saya juga tidak lantas menggampangkan kondisi asma pada anak saya. Sebisa mungkin saya tetap berusaha meminimalkan penggunaan nebulizer karena kata dokter jika terlalu sering digunakan bisa beresiko menimbulkan iritasi pada saluran napas. Jadi saya gunakan nebulizer pada anak saya hanya untuk kondisi yang benar-benar darurat saja.
Kunci utama dalam menghadapi asma adalah mengatasi serangan secara tepat dan berusaha untuk menghindari alergen yang bisa memicu kambuhnya asma seperti debu, bulu binatang , AC kotor atau terlalu dingin, dan sebagainya. Menurut dokter, treatment yang paling penting untuk penderita asma adalah berupaya menjarangkan terjadinya serangan, kalau bisa sejarang mungkin. Karena serangan asma yang sering kambuh dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan jaringan paru yang menetap. Hal inilah yang harus dicegah dan dihindari supaya tidak sampai terjadi. Sehingga selain penting untuk sedia omron nebulizer di rumah sebagai bentuk upaya mengatasi serangan secara tepat, penting juga untuk mengamati faktor apa saja yang bisa memicu asma dan berusaha untuk menghindari. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati?