I’m Ecomom: Untuk menjadi Ibu yang lebih baik
by
Arifah Wulansari
- October 25, 2016
Zaman sekarang teknologi sudah berkembang semakin canggih. Banyak hal yang berubah dari hari ke hari. Mulai dari gaya hidup, kebutuhan sampai pergaulan yang tidak terkendali. Termasuk bumi kita juga ikut berubah, yaitu semakin hari semakin tua. Sebagai seorang ibu saya juga dituntut untuk bisa mengantisipasi segala perubahan ini. Gimana caranya supaya saya bisa mengubah hidup keluarga saya menjadi lebih baik.
Siapa bilang jadi ibu rumah tangga itu adalah perkara mudah? Terutama untuk ibu yang merangkap menjadi seorang wanita karir juga. Kita harus menjadi seorang ibu untuk anak-anak, jadi seorang istri yang baik untuk suami, juga harus jadi seorang pegawai yang bertanggung jawab pada instansi tempat bekerja. Tugas dirumah yang menumpuk dan pekerjaan yang dikejar deadline harus berjalan beriringan, tidak boleh ada yang tertinggal satupun.
Ecomom, mungkin istilah yang tepat untuk digunakan sebagai sebutan untuk para ibu yang cerdas. Lebih jelasnya Ecomom adalah istilah untuk seorang ibu cerdas yang tidak hanya berpikir untuk kepentingan saat ini tetapi juga berpikir untuk kepentingan jangka panjang atau untuk masa depan. Cerdas disini adalah tentang bagaimana kita bisa cerdas dalam merawat keluarga, mengurus rumah dan isinya, mengelola keuangan rumah tangga, serta pastinya merawat diri kita sendiri.
Pertanyaannya, apakah semua orang harus jadi ecomom? Menurut saya sih iya. Sangat baik jika semua ibu di Indonesia ini jadi seorang ecomom, dengan begitu mereka bisa meningkatkan kualitas hidup keluarga dengan baik. Untuk lebih jelasnya, saya akan jelaskan beberapa contoh tindakan yang bisa mendukung kita jadi ecomom.
1. Menerapkan pola hidup sederhana
Untuk menjadi ecomom, kita juga perlu membiasakan diri untuk menerapkan pola hidup sederhana sedini mungkin. Kita bisa memulainya dari soal makanan. Jangan dibiasakan memberi uang jajan dalam jumlah besar untuk sang buah hati, itu hanya akan membuatnya jadi lebih sering jajan diluar dan tidak bisa dikendalikan. Buatkan bekal untuk makan mereka disekolah. Hal ini akan membuat mereka terbiasa makan makanan dari rumah, ketimbang jajan diluar, yang kita tidak tahu aman atau tidaknya makanan tersebut.
Kita sebaiknya bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Atau kebutuhan yang seperti apa? Kebutuhan primer, sekunder, atau tersier. Yang pada intinya hal ini akan membantu kita untuk menciptakan kebiasaan hidup sederhana.
2. Menyiapkan Kebutuhan Pendidikan anak sejak dini
Karena kita bukan lajang lagi yang bisa bebas kesana kemari, bebas pakai uang untuk kesenangan sendiri, kita harus mulai menyiapkan kebutuhan untuk masa depan, misalnya: untuk pendidikan anak.
Sekarang ini banyak bank yang menawarkan tabungan khusus untuk membiayai pendidikan, kita bisa manfaatkan hal tersebut untuk menyimpan uang kita khusus untuk biaya pendidikan anak kita nanti.
3. Menggunakan produk ramah lingkungan
Dengan menggunakan produk ramah lingkungan, selain bisa berhemat, kita juga bisa hidup lebih sehat. Misalnya saja kita mengganti penggunaan kantong plastik, menjadi kantong yang terbuat dari kain, yang bisa dipakai berulang-ulang. Atau membawa air minum dari rumah dengan menggunakan tempat minum atau tumbler, sehingga kita sudah meminimalisir pembelian air minum berkemasan plastik diluar.
Lalu untuk di rumah, jika kita menggunakan kulkas, ada baiknya kulkas yang kita gunakan adalah kulkas ramah lingkungan. Karena saya sendiri pun menerapkan hal tersebut. Saya pake kulkas yang sudah punya teknologi econavi, yaitu sensor yang bisa mendeteksi kondisi pemakaian si kulkas itu sendiri, jadi secara otomatis dia bakal memaksimalkan penghematan energi.
4. Meluangkan banyak waktu dengan keluarga
Untuk saya dan sebagian orang yang menjadi ibu sekaligus wanita karir, mungkin ini hal yang sulit. Karena kami harus membagi waktu kami yang hanya sedikit untuk keluarga dan pekerjaan. Tapi bukan mustahil, disela-sela kesibukan kita, kita juga bisa mencurahkan banyak perhatian untuk mereka.
Misalnya saya, setiap pagi saya pasti siapkan sarapan untuk mereka, sarapan bersama mereka, siangnya saya akan menghubungi mereka bagaimana pelajaran disekolah, apa sudah makan atau belum, dan hal-hal lain untuk mencurahkan perhatian kita. Malamnya, kalau saat saya pulang kerja mereka belum tidur, saya akan menyempatkan untuk berbincang-bincang sejenak menanyakan kegiatan mereka hari ini. Atau sekedar bersenda gurau sambil mereka memijit pundak saya.
Dan saat weekend tiba, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berkumpul bersama suami dan anak-anak saya. Kami terkadang jalan-jalan keluar, tapi lebih sering menghabiskan waktu dirumah dengan nonton film bersama, atau memasak bersama. Yah, pokoknya kegiatan yang bisa jadi pelepas rindu karena selama seminggu kita sulit menikmati waktu bersama.
5. Menghemat penggunaan air
Sebagai Ibu, kita juga bisa mengendalikan penggunaan air dirumah. Selain menghemat air, sebenarnya ini juga berdampak pada pengurangan biaya air yang harus dibayar (jika kita menggunakan sumber air dari PAM).
Coba deh kita cari tahu apa sumber panggunaan air yang paling banyak dan bisa kita minimalisir? Mandi? Mandi memang menggunakan banyak air tapi sulit bagi kita menghemat air untuk mandi. Menyiram tanaman? Bisa, saya biasanya menyiram tanaman hanya di pagi hari sebelum berangkat ke kantor. Mencuci? Bisa, kalau kita bisa lebih cerdas memilih mesin cuci. Saya sendiri sekarang menggunakan mesin cuci yang bisa lebih menghemat air karena memiliki teknologi econavi inverter yang memiliki tiga sensor yang mampu membaca kondisi cucian, untuk mendeteksi berapa banyak cucian, suhu air yang digunakan, serta bahan pakaian yang dicuci. Selain menghemat air, kita juga bisa lebih menghemat waktu dan energi.
Begitulah, kurang lebih hal-hal yang bisa kita lakukan untk menjadi seorang ecomom. Berpikir dengan cerdas, bertindak dengan hati-hati, dan selalu memikirkan sesuatu untuk jangka panjang, bukan hanya untuk saat ini saja. Maka dari itu saya katakan kalau semua ibu seharusnya bisa menjadi seorang ecomom. Kenapa? Ya, karena kita ingin hidup kita dan keluarga jadi lebih baik dalam segala hal, baik itu kesehatan, keuangan atau kebahagiaan. Walaupun kedengarannya seperti hal sepele, tetapi hal-hal tersebut akan berdampak besar kepada kita nantinya. Semua hal diatas akan menentukan bagaimana hidup kita dikemudian hari.
Karena setiap ibu bisa menjadi ecomom. Karena setiap ibu bisa menjadi ibu yang lebih baik lagi. Orang-orang seperti saya yang punya kesibukan diluar rumah, kita juga bisa menjadi seorang ecomom serta membuat hidup kita dan keluarga selalu aman, nyaman dan membahagiakan. Bukan hanya untuk hari ini tapi juga besok, besoknya lagi, seterusnya dan seterusnya, untuk selamanya.