Press Play to Your Smart Fandom, Hasilkan Cuan dan Melek Finansial
by
Arifah Wulansari
- April 03, 2023
Beberapa waktu terakhir di sosial media sedang trending banget tentang konser Blackpink di Jakarta. Nggak hanya para anak muda aja yang ikutan nonton, tapi beberapa teman saya yang notabene udah emak-emak juga ternyata banyak yang ikut nonton dengan alasan nemenin anak gadisnya. Fenomena ngefans berat sama artis korea semacam Blackpink, NCT , BTS dan lain sebagainya ini memang sudah terjadi sejak Kpop mulai ngehits. Anak perempuan saya yang masih kelas 1 SD aja udah ikutan ngefans loh. Para fans Kpop ini dikenal dengan istilah Fandom.
Fandom adalah kelompok fans atau penggemar yang antusias mengidolakan sosok artis tertentu dan membentuk suatu komunitas karena kesamaan hobi atau minat. Istilah fandom kini populer dan menjadi ciri khas di dunia Kpop. Bebarapa contoh nama fandom antara lain Blackpink dengan sebutan Blink, BTS dengan sebutan Army, NCT dengan sebutan NCTzen serta EXO dengan sebutan EXO-L. Jadi kalau fans itu bersifat personal maka fandom bersifat komunitas.
Fandom ini biasanya rela mengeluarkan uang berapapun demi idolanya, misal demi nonton konser ataupun demi membeli pernak-pernik yang berkitan dengan Kpop yang diidolakan. Kalau Fandom nggak smart, bisa bahaya loh. Karena aktifitas sebagai fandom tersebut bisa berakibat pada kondisi keuangan yang tidak sehat. Misalnya saking inginnya nonton konser Blackpink biar nggak ketinggalan sama yang lain sampai rela berhutang untuk beli tiket. Namun sebaliknya jika gaya hidup sebagai fandom ini dilakukan dengan smart akan berpotensi menghasilkan cuan.
Bicara soal fandom, beberapa hari yang lalu tepatnya pada tanggal 9 Maret 2023 saya mengikuti event FWD Bebas berbagi dengan tema Press Play to Your Smart Fandom. Narasumber yang dihadirkan ada 2 orang yaitu mbak Kim Mentari selaku owner @DearMicasa_Shop dan Ibu Indrawati Kawihardja selaku Head of Agency Training FWD Insurance. Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional yang tahun ini mengusung tema DigitALL: Innovation and technology for gender equality.
Pada sesi pertama, mbak Kim Mentari menyampaikan sharing tentang pengalamannya sebagai fandom yang beberapa kali rela mengeluarkan uang untuk nonton konser Kpop idolanya di luar negeri. Dari hobi ini, lama-kelamaan mbak Kim Mentari mendapat ide untuk membuka uasaha Jastip pernak-pernik Kpop. Usaha jastip ini ternyata lama-kelamaan semakin berkembang dan banyak peminatnya, sehingga akhirnya kini mbak Kim Mentari menekuni bisnis jastip secara fulltime dan tidak hanya terbatas pada pernak-pernik Kpop. Dari hasil usaha jastip yang dilakoninya tersebut, mbak Kim Mentari tetap bisa menjalankan passionnya sebagia fandom sekaligus menghasilkan cuan. Ternyata seru banget ya, bisa menjalani hobi sekaligus menghasilkan cuan.
Rizki Mentari atau Kim Mentari yang suka banget sama Kpop |
Ibu Indrawati sharing tentang literasi keuangan |
Ingatlah pesan Bapak Presiden |
Ada beberapa nasihat keuangan yang bisa saya highlight dari kegiatan FWD Bebas Berbagi kali ini yaitu :
Kemampuan menikmati adalah anugerah, kemampuan mengelola uang adalah sebuah komitmen
Kalau kita bisa merasakan nikmatnya makan enak atau bahagianya saat bisa membeli barang yang kita inginkan maka kita harus mensyukuri hal tersebut. Itu artinya kita masih sehat secara mental karena masih memiliki minat terhadap sesuatu yang membuat kita bersemangat. Namun kita tetap harus berkomitmen untuk bisa mengendalikan keinginan dengan cara mengelola keuangan dengan cara smart.
Sesuaikan antara pendapatan dan pengeluaran, Don't go broke trying to look rich
Ukuran gaya hidup menentukan bagaimana kita mengelola uang dan hutang. Banyak orang yang terjebak hutang hanya karena tuntutan gaya hidup. Lebih baik menjalani hidup sesuai kemampuan, namun bukan berarti kita tidak bisa mencari peluang lain untuk menghasilkan lebih banyak cuan. Bercita-cita dan berusaha jadi kaya itu tidak salah. Yang salah adalah saat kita belum kaya tapi sudah berlagak dan bergaya hidup seperti orang kaya.
Terapkan prinsip 3S yaitu Saving, Sharing, Spending
Ini adalah prinsip yang sangat baik diterapkan dalam mengelola keuangan. Saat menerima gaji, utamakan untuk menabung terlebih dulu. Sesudah itu sisihkan pula untuk berbagi misalnya untuk bersedekah ataupun berdonasi bagi yang membutuhkan bantuan. Dengan melakukan hal tersebut, maka uang yang kita punya akan semakin banyak mendapatkan keberkahan. Selanjutnya sisanya barulah kita gunakan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Jangan sampai terbalik.
Hukum berhutang maksimal 30% dari pendapatan
Bolehkah kita berhutang? jawabannya boleh saja asal hutang yang bersifat produktif. Hutang produktif contohnya hutang untuk membuka usaha. Dari hutang tersebut akan menghasilkan sesuatu yang bernilai atau peluang menghasilkan cuan. Hal ini berbeda dengan hutang konsumtif, misalnya hutang untuk membeli barang-barang yang fungsinya hanya untuk meningkatkan prestise. Saat kita memutuskan untuk melakukan hutang produktif, kita harus memperhitungkan bahwa hutang tersebut tidak boleh lebih dari 30% pendapatan.
Buat pembagian pos-pos keuangan secara disiplin
Kunci utama agar berhasil dalam mengelola keuangan adalah kedisiplinan dalam mematuhi rencana yang sudah disusun. Idealnya kita bisa membagi uang atau gaji yang kita peroleh setiap bulan ke dalam pos-pos sebagai berikut :
Disiplin mengatur pos keuangan adalah kunci |
Ngobrol seru bareng narasumber keren |