Saat Anak Tak Sengaja Nonton Konten Dewasa
by
Arifah Wulansari
- September 10, 2016
Beberapa minggu yang lalu saya sempat dibikin kaget dengan pertanyaan Tayo yang tiba-tiba bikin kepala saya jadi pening. Ceritanya saya lagi masuk-masukin baju yang udah disetrika ke dalam lemari. Lalu ucluk-ucluk Tayo datang deketin saya sambil nanya begini :
Tayo : " Ma..tau nggak, sperm itu apa ?"
Saya : " Haaah??"
Tayo : " Sperm"
Saya : "Apa sih? (berharap salah denger) coba tulisannya gimana, mama kurang jelas dengernya "
Tayo : "Tulisannya S-P-E-R-M dibaca sperm"
Denger jawaban Tayo kayak begitu saya jadi deg-deg plas. Duh..ini anak lihat tulisan kayak gitu dari mana?? Tapi saya tetep berusaha bersikap tenang di depan Tayo sambil mencoba nanya pelan-pelan.
Saya : "Tayo lihat tulisan itu dimana?"
Tayo : " Dari video you tube, di hape mama"
Aduuh...saya makin deg-deg an. Tapi selama ini saya nggak pernah lho lihat konten yang aneh-aneh di you tube, kok Tayo bisa nemu video yang ada sperm nya? Setahu saya Tayo memang suka pinjam hp saya buat nonton video di you tube. Tapi yang ditonton Tayo itu kebanyakan adalah video simulator kendaraan seperti train simulator, tractor simulator, crane simulator, sehingga saya heran kok dia bisa nemu tulisan sperm di video you tube. Lalu saya coba menggali lagi kira-kira video yang ditonton sama Tayo itu seperti apa.
Saya : "Oooh..Tayo lihat tulisan sperm di you tube ya. Emang videonya kayak gimana?"
Tayo : "Mama itu nggak usah tanya-tanya videonya, aku cuma tanya sperm itu apa? Mama nggak usah lihat!"
Saya :" Lhoo..kok marah. Ya udah mama nggak tanya videonya. Lha kalo menurut Tayo sperm itu apa?"
Eh.. lha kok Tayo malah ketawa cekikikan dengar saya gantian tanya dan dia jawab begini : "Sperm itu adalah makhluk kecil yang bentuknya seperti kecambah. Dia bisa berenang-renang di dalam usus menuju ke telur"
USUS??!!?? Saya makin bingung, kok Tayo bisa tau sebanyak itu sih? Duuh..video kayak apa sih yang ditonton sama dia. Belum hilang kebingungan saya. Tayo ngomong lagi begini : " Mama..tau nggak di dalam tubuhku itu juga ada spermnya lho..nih..ada di dalam sini di dalam ususku", sambil nunjuk-nunjuk perutnya.
Hadeeeeeh....saya makin pusing, bingung mau ngomong apa sama anak lelaki kecil yang umurnya belum genap 7 taun ini. Saya mesti ngasih penjelasan gimana ya...pertanyaan ini kok rasanya terlalu cepat datang ke saya. Hiks..mana saya juga masih penasaran sama video yang ditonton Tayo. Pokoknya saya bener-bener merasa kecolongan. Saya masih diam, mencoba untuk tetap tenang tapi juga sambil rada bingung. Lalu Tayo bertanya lagi ke saya.
Tayo : "Mama..sperm itu apa ?"
Saya : "Lha tadi Tayo sudah jawab, katanya makhluk kecil seperti kecambah. Coba dong ditunjukin video yang dilihat Tayo seperti apa biar mama bisa jawab?
Tayo : "Nggak mau..mama nggak usah lihat"
Saya : " Mama harus lihat dulu, baru bisa jawab. Coba mama ambil hp trus Tayo tunjukin ya"
Tayo : " Nggak mauuu...mama jangan ambil hp...jangan lihat video...jangaaaaan..."
Trus Tayo lari ngambil hp saya dan disembunyiin. Saya nggak boleh lihat. Tak lama kemudian Tayo malah jadi nangis. Sepertinya ada perasaan malu atau tidak nyaman jika saya sampai lihat video yang udah ditotonnya tersebut. Ya udah saya nggak memaksa untuk melihat videonya. Lalu saya peluk Tayo dan saya bilang gini :
"Mama itu nggak akan marah sama Tayo, kan cuma tanya videonya seperti apa. Tayo nggak usah nangis. Enggak apa-apa, nggak usah malu sama mama. Nanti kita nggak temen lhoo" kata saya bercanda.
"Aku memang bukan temennya mama, aku kan anaknya mama" jawab tayo masih sambil sesenggukan.
" Iyaaa..Tayo itu memang anak mama yang paling ganteng. Kalo anak sama orang tua itu nggak boleh main rahasia-rahasiaan. Tayo harus percaya sama mama karena mama juga selalu percaya sama Tayo. Yuk kita lihat videonya sama-sama. Tolong Tayo tunjukin, mama juga pengen lihat"
Akhirnya Tayo mau juga nunjukin video sperm yang sudah dilihatnya itu ke saya. Dia mulai browsing nyari-nyari tapi nggak ketemu juga. Trus saya tanya judul videonya apa, Inget nggak? Ternyata judulnya sperm simulator
Oooh...I see, mungkin karena tayo hobi lihat video simulator kendaraan makanya kata kunci simulatornya itu bikin dia jadi nggak sengaja nemu video sperm simulator. Trus saya cari pakai kata kunci itu dan akhirnya video yang sudah ditonton tayo itu berhasil saya temukan.
Setelah saya lihat ternyata videonya nggak seseram yang saya bayangkan. Gambarnya kartun animasi yang menceritakan perjalanan sperma menuju sel telur. Biar seru dibikin kayak race gitu. Endingnya pas sperm itu udah nyampe ke sel telur dia berubah jadi janin lanjut jadi bayi. Cuma kalo menurut saya sih masih kurang pas juga kalau dilihat sama anak-anak seumuran Tayo.
Habis lihat video itu, saya bilang ke Tayo kalau itu adalah cerita tentang proses terciptanya adek bayi. Jadi saya jawab bahwa sperm itu adalah bahan untuk membuat adek bayi. Untungnya pertanyaan Tayo nggak berlanjut ke hal lain yang aneh-aneh...misalnya tanya cara bikin adek bayi gimana?..fiuh..alhamdulilah..soalnya jujur saya belum siap menjelaskan.
Tapi efeknya gara-gara pernah lihat video itu sekarang kalo Tayo melihat sesuatu yang berenang-renang seperti ikan atau hewan air lainnya Tayo suka tiba-tiba nyeletuk.."Eh..lihat tuh ma..dia berenang-renang kayak sperm". Dan itu diucapkan Tayo di depan orang banyak. Saya khawatirnya dia ngomong begitu juga pas di sekolah. Ini bikin saya jadi merasa gimanaa...gitu.
Nah..kegalauan saya ini sempat saya sharing ke temen saya yang sama-sama punya anak cowok dan anaknya juga hobi browsing video you tube kayak Tayo. Temen saya ini namanya mak ardiba. Dia juga punya blog yang banyak bercerita tentang hal-hal terkait parenting di www.ardiba.com. Kalau menurut mak diba memang saat anak nggak sengaja nonton sesuatu yang belum saatnya dia tonton lalu dia nanya ke kita, sikap yang paling baik adalah mengajak komunikasi secara terbuka.
"Pengalamanku sama Ais, pernah pas nonton film tau-tau ada adegan kiss. Ais protes kok di TV boleh ciuman? Ya aku cuma bisa bilang, kalau yg di TV itu nggak selamanya benar. Memang kuncinya keterbukaan sama anak. Selama anak mau bercerita, ya kita ajak diskusi aja. Walaupun hati kebat kebit. Keep calm aja menjelaskannya. Nggak perlu marah-marah nanti anak malah nggak mau cerita"
Saya sepakat banget sama prinsipnya mak diba tersebut. Karena kalo kita nggak terbuka saat anak bertanya, maka anak jadi penasaran lalu malah kemungkinannya bakal nanya ke orang lain. Iya kalo orang lain jelasinnya bener, kalau enggak malah bisa bikin anak jadi punya pemahaman yang salah dan nggak terarah.
Pengalaman pernah kecolongan kayak gini jadi bikin saya belajar untuk lebih hati-hati. Saya nggak ingin sampai peristiwa kecolongan semacam ini terulang lagi sehingga saat anak bermain gadget itu memang benar-benar harus didampingi orang tua. Kalau mau ekstrim sih, anak nggak boleh pegang gadget sama sekali. Tapi kalau buat anak saya itu belum bisa diterapkan. Yang sudah saya lakukan adalah pembatasan seperti boleh main gadget tapi hanya 1 jam itupun pas hari libur.
Eniwei dari pengalaman ini saya jadi bisa mengambil pelajaran tentang bagaimana seharusnya kita sebagai orang tua bersikap seandainya anak kita sudah terlanjur melihat konten dewasa. Berikut poin-poinnya yang bisa kita lakukan :
1. Bersikap Tenang
Sikap yang panik malah bikin kita jadi bingung dan gelagapan saat tiba-tiba anak bertanya tentang hal-hal terkait konten dewasa yang tak sengaja ditontonnya. Kalau kita kelihatan panik dan bingung maka secara psikologis anak juga akan jadi merasa tidak nyaman. Bisa jadi dia akan merasa malu atau merasa bersalah. Dengan bersikap tenang maka kita juga bisa lebih mudah berpikir tentang bagaimana cara memberi penjelasan yang pas buat anak.
2. Jangan Marahi Anak
Sikap emosi justru akan bikin anak jadi menutup diri dan nggak mau terbuka dengan orang tua. Efeknya kemungkinan anak malah akan semakin penasaran dengan sesuatu yang tak sengaja dilihatnya tersebut dan mencoba mencari tahu lebih banyak tanpa sepengetahuan orang tua.
3. Bangun komunikasi yang sehat dengan anak
Komunikasi yang baik antara anak dan orang tua akan menjadikan anak merasa percaya dan mau terbuka untuk berdiskusi tentang hal apapun. Dengan begitu akan jadi lebih mudah bagi kita dalam memantau tentang apa saja aktivitas anak termasuk tontonan apa saja yang dilihatnya.
4. Ajak anak melakukan aktivitas lain yang menyenangkan
Jika anak pernah tidak sengaja menonton konten dewasa dan terus saja bertanya tentang hal yang belum saatnya ditanyakan kita bisa mengalihkan perhatiannya dengan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan agar fokus anak berubah. Tidak melulu teringat dengan konten dewasa yang sudah terlanjur dilihatnya.
5. Filter ponsel atau PC supaya anak terlindung dari resiko akses konten dewasa
Melakukan filter dengan memasang software di hp atau PC. Atau bisa juga mengubah setting acount you tube menjadi terbatas. Yaitu dengan cara mengaktifkan fitur restricted mode. Caranya dari menu setting pilih menu general, lalu aktifkan fitur restricted mode. Dengan mengaktifkan fitur ini maka saat anak browsing video you tube dengan menggunakan akun kita maka konten dewasa yang tidak pas otomatis akan terblokir.
Saya akui memori anak-anak itu memang sangat kuat. Sehingga saat anak terlanjur pernah melihat suatu tontonan yang kurang pas maka biasanya dia juga nggak akan mudah lupa. Yang terpenting kita sudah berusaha memberi penjelasan yang benar kepada anak. Suatu saat anak kita juga akan tumbuh dewasa, memberikan pemahaman yang benar sejak kecil tentang hal apapun yang disesuaikan dengan porsi anak-anak tentu efeknya akan lebih baik bagi perkembangannya ketimbang kita berusaha menutupi atau berbohong.