Hokben Restoran Halal Favorit Keluargaku
by
Arifah Wulansari
- June 11, 2016
Hokben Restoran Halal sudah tercatat rapi di agendaku sebagai tempat yang akan aku datangi pada hari sabtu, 4 juni 2016. Ini adalah sabtu terakhir sebelum memasuki bulan ramadhan. Hokben merupakan restoran favorit keluargaku sejak dulu, namun kunjunganku ke Hokben kali ini bukan untuk makan-makan bersama keluarga melainkan dalam rangka menghadiri acara diskusi menu halal bersama blogger dengan narasumber ibu Ir. Hj. Osmena Gunawan, selaku wakil direktur LPPOM MUI Pusat. Kebetulan hari sabtu kemarin aku juga sedang mengambil cuti sehingga waktuku memang benar-benar sedang free. Pukul 8.30 aku sudah berangkat menuju restoran Hokben yang berlokasi di Jalan Kaliurang Yogyakarta. Begitu tiba di sana ternyata sudah banyak berkumpul teman-teman dari komunitas blogger jogja dan aku sudah nggak kebagian tempat duduk di barisan depan. Tempat yang tersisa tinggal kursi di barisan paling belakang. Nasib datang terlambat ya begini :(
Tapi nggak apa-apa sih, meski dapat tempat duduk paling belakang aku tetap masih bersemangat mengikuti acara diskusi menu halal bersama Hokben ini. Tema yang diangkat memang sangat menarik mengingat saat ini sedang banyak disorot beberapa restoran terkenal yang ternyata belum memiliki sertifikat halal. Padahal kebanyakan pengunjung di restoran tersebut adalah umat muslim yang tampaknya juga kurang begitu memperhatikan atau mungkin malah belum paham sama sekali tentang masalah sertifikat halal ini. Aku sendiri juga aslinya masih kurang paham, makanya kali ini aku semangat banget ingin datang di acara diskusi menu halal bersama Hokben biar semakin paham tentang masalah sertifikasi menu halal.
Tapi nggak apa-apa sih, meski dapat tempat duduk paling belakang aku tetap masih bersemangat mengikuti acara diskusi menu halal bersama Hokben ini. Tema yang diangkat memang sangat menarik mengingat saat ini sedang banyak disorot beberapa restoran terkenal yang ternyata belum memiliki sertifikat halal. Padahal kebanyakan pengunjung di restoran tersebut adalah umat muslim yang tampaknya juga kurang begitu memperhatikan atau mungkin malah belum paham sama sekali tentang masalah sertifikat halal ini. Aku sendiri juga aslinya masih kurang paham, makanya kali ini aku semangat banget ingin datang di acara diskusi menu halal bersama Hokben biar semakin paham tentang masalah sertifikasi menu halal.
Sekitar pukul 9 acara dimulai. Sesi pertama diisi dengan presentasi company profile Restoran Hokben oleh mbak Kartina Mangisi. Dari paparan yang disampaikan oleh mbak Tina, aku jadi tahu ternyata Hokben ini sudah beroperasi selama 21 tahun lamanya tepatnya dimulai sejak tanggal 18 April 1985. Restoran pertama kali terletak di Kebon Kacang, Jakarta dibawah PT. Eka Bogainti.
Restoran Hokben yang pertama kali berdiri. Sumber : hokben.co.id |
Awalnya restoran ini terkenal dengan nama Hoka-Hoka Bento. Hoka-hoka merupakan bahasa jepang yang artinya hangat-hangat (makanan hangat) sedangkan bento artinya bekal atau makanan yang dibungkus. Sehingga jika diartikan dalam bahasa indonesia adalah makanan hangat yang dibungkus. Namun kemudian perusahaan memutuskan untuk melakukan rebranding menjadi Hokben mulai 15 Oktober 2013 karena kebanyakan konsumen merasa lebih nyaman menyebut nama restoran bergaya jepang ini dengan menggunakan singkatan tersebut. Pasca rebranding, HokBen tampil dengan penawaran dan pelayanan dengan nuansa yang lebih segar dan bersahabat.
Outlet Hokben Jakal |
Restoran Hokben yang terletak di jalan kaliurang Jogja ini merupakan salah satu cabang dari sekian banyak outlet Hokben yang tersebar di seluruh Indonesia. Sesuai dengan misi perusahaan, restoran ini memang selalu berupaya untuk memberikan layanan berkualitas terbaik bagi para konsumennya.
Pada sesi kedua Bapak Bangun selaku manajer store Hokben Jalan Kaliurang menyampaikan bahwa Hokben Jalan Kaliurang merupakan restoran bergaya jepang yang siap melayani para pelanggan selama 24 jam Non Stop dan beliau juga menyampaikan bahwa saat ini ada menu baru di Hokben yaitu Omiyage. Dalam bahasa indonesia, Omiyage artinya buah tangan (oleh-oleh). Ini merupakan paket menu Hokben untuk makan bersama yang lengkap dan praktis. Menunya terdiri dari Chicken katsu, Ebi Fried, Egg Chicken Roll, Edamame, Chicken Teriyaki / Yakiniku, Beef Teriyaki / Yakiniku, Nasi + Acar. Paket ini bisa dinikmati bersama keluarga dan akan semakin menghangatkan suasana kebersamaan terutama saat bulan Ramadhan nanti.
Akhirnya tibalah di sesi ketiga yaitu penyampaian materi tentang Pengenalan Sertifikasi Halal dan Sistem Jaminan Halal oleh ibu Ir. Hj. Osmena Gunawan dari LPPOM MUI Pusat. Dalam
sesi ini dijelaskan bahwa produk Halal merupakan produk yang tidak akan
membuat manusia berbuat dosa di dunia dan tidak mendapatkan siksa di
akhirat. Sehingga dalam memilih menu makanan untuk dikonsumsi, syarat
Halal hukumnya adalah wajib.
Produk makanan halal itu tidak bisa dipisahkan dengan istilah thayyib yang artinya lezat, baik, sehat, menentramkan dan paling utama. Makanan yang thayyib merupakan makanan yang tidak kotor, tidak terkontaminasi najis, tidak kadaluarsa serta mengundang selera bagi yang akan mengkonsumsinya. Istilah thayyib juga mengandung arti bahwa makanan tersebut tidak membahayakan fisik serta akal, sehat, proporsional, aman dan mengandung gizi cukup dan seimbang. Itulah sebabnya dalam ajaran islam, kita hanya diperbolehkan untuk mengkonsumsi makanan yang halal saja. Aturan tersebut ditujukan demi menjaga kesehatan fisik dan mental bagi seluruh umat. Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT juga sudah memberikan pedoman secara jelas tentang anjuran mengkonsumsi menu halal yaitu dalam Q.S. Al-Baqarah : 168.
Dalam ajaran islam hanya ada 5 jenis makanan haram yaitu daging babi, khamr (minuman keras), darah, bangkai dan binatang yang disembelih bukan karena Allah. Sebagai umat muslim tentu kita harus selalu menjauhi jenis makanan yang diharamkan tersebut.
Namun di era yang semakin modern seperti saat ini muncul berbagai macam produk makanan siap saji yang telah bersentuhan dengan teknologi dan sudah tidak nampak lagi bentuk asli dari bahan tersebut. Menurut Prof. KH. Ibrahim Hosen, LML, produk semacam ini dikategorikan sebagai produk yang subhat atau samar. Di dalam kasus semacam inilah kemudian diperlukan yang namanya sertifikasi halal.
Dalam proses pengolahan makanan siap saji terutama produk pangan yang berasal dari hewan, ada beberapa titik kritis yang harus dicermati yaitu:
- Apabila berasal dari hewan, harus berasal dari hewan halal dan proses penyembelihannya sesuai dengan syariat islam
- Jika diproduksi secara mikrobial harus jelas media yang digunakan untuk pertumbuhan dan produksinya
- Bahan tambahan lain yang digunakan harus halal termasuk proses pembuatan juga harus dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang halal.
Dalam proses sertifikasi halal suatu produk dikenal istilah Sistem Jaminan Halal (SJH). Ini merupakan suatu jaringan kerja yang dimulai dari komitmen manajemen puncak dan prosedur-prosedur yang disusun saling berhubungan, diterapkan dan dipelihara untuk menghasilkan produk halal, menghindari kontaminasi terhadap produk halal, dan menjamin tidak adanya penyimpangan pada proses pengembangan atau reformulasi. Ada 11 Kriteria dalam SJH yaitu sebagai berikut:
Lalu bagaimana dengan menu makanan yang disajikan di Hokben? apakah sudah benar-benar terjamin kehalalannya. Well, ternyata setelah mendapatkan penjelasan dari Ibu Osmena saya bisa bernafas lega. Dijelaskan bahwa Hokben merupakan restoran halal yang mendapat sertifikat A atau Excellent, itu artinya 11 kriteria yang dipersyaratkan dalam sistem jaminan halal sudah dipenuhi dengan sangat baik oleh manajemen restoran Hokben.
Sertifikat Halal milik Hokben dengan predikat Excellent |
Restoran Hokben mulai bersertifikat halal sejak tahun 2008, ini artinya semua menu yang disajikan oleh Hokben sudah benar-benar terjamin kehalalannya sehingga aman dikonsumsi oleh umat muslim. Menurutku langkah manajemen Hokben untuk mensertifikasi restorannya menjadi halal ini patut diacungi jempol, karena belum semua restoran di Indonesia punya kesadaran untuk mau melakukan hal semacam ini. Lalu bagaimana cara kita membedakan mana produk makanan yang sudah bersertifikasi halal dengan yang belum bersertifikasi Halal? ada beberapa tips yang bisa diterapkan yaitu :
- Melihat logo halal MUI pada kemasan
- Melihat komposisi produk pada kemasan produk
- Lihat daftar produk bersertifikat Halal MUI di jurnal halal, Aplikasi Halal di android/BB/iOS atau website: www.halalmui.org
- Bertanya lewat email : info@halalmui.org
- Cek produk halal via SMS ke 98555
Halal is my life adalah prinsip hidup yang sudah tidak bisa ditawar lagi. Penggunaan produk halal dalam keseharian terbukti lebih aman serta menyehatkan jiwa dan raga. Apalagi di bulan Ramadhan seperti sekarang, jangan sampai kita salah dalam memilih menu berbuka puasa yang belum jelas kehalalannya. Bisa-bisa justru ibadah kita selama 40 hari tidak diterima Allah jika kita sampai salah mengkonsumsi produk yang ternyata tidak halal.
Salah satu menu Hokben yang lezat dan halal |
Usai mengikuti acara diskusi menu halal bersama Hokben pada minggu lalu aku jadi semakin mantap dengan pilihan Hokben sebagai restoran favorit keluargaku. Di akhir acara aku kembali menuliskan Hokben Restoran Halal di buku agendaku sebagai tempat yang akan jadi pilihan utama untuk berbuka puasa bersama keluargaku tercinta di Bulan Ramadhan tahun ini. Karena Halal is my Life, maka tidak salah jika kusebut Hokben sebagai my Favourite Halal Restaurant.