#dear son : My Precious One
by
Arifah Wulansari
- November 07, 2013
Dear son, tulisan ini mama buat khusus buat mas tayo. Selain karena saat ini mama sedang meneruskan tongkat estafet #dear son dari teman mama di KEB yg bernama mak Deris Afriani Zhi, juga karena tanggal 11 November 2013 besok mas Tayo akan merayakan ulangtahun yang ke-4.
"You are so precious to me, sweet as can be, baby of mine"
Dear son, nggak terasa mas Tayo sekarang sudah besar. Sudah tumbuh jadi anak yang pintar, anak yang soleh dan juga tampan. Padahal sampai sekarang mama masih belum bisa lupa betapa dulu proses mengandung, melahirkan dan membesarkanmu telah mama lalui dengan cara yang tidak mudah. Sebenarnya sudah sejak lama, mama ingin sekali bisa punya anak. Kira-kira sejak mama masih kuliah, mama sudah kepingin banget punya anak. Tapi sayang waktu itu mama belum punya suami. Jadi mana mungkin mama bisa punya anak. Akhirnya saat umur mama 25 tahun, ada juga lelaki yang bersedia melamar mama yaitu papamu. Enam bulan setelah kami menikah, baru mama sadar bahwa ternyata mama sudah mengandungmu sekitar 1 bulan...maafin mama ya mas Tayo...waktu itu mama sempat nggak ngeh kalau hamil. Mama bahkan sempat nglegek sebotol obat maag cair karena mama kira maag mama kambuh.
Dear son, waktu itu mama merasa sangat bahagia..walaupun mama harus merasakan mual,muntah,lemes, capek dan nggak bisa tengkurep selama 9 bulan lamanya, tapi mama ikhlas menjalani semua demi kamu. Tiap hari kamu selalu ikut kemanapun mama pergi, ikut makan apapun yang mama makan, ikut merasakan apapun yang mama rasakan. Kita benar-benar jadi satu tim yang tidak bisa terpisahkan. Selama mengandungmu, mama sering membayangkan seperti apa wajahmu, rasanya tidak sabar menunggu hari lahir mu tiba sehingga mama bisa segera bertemu denganmu.
Akhirnya hari bahagia itu datang. Setelah melalui perjuangan menahan rasa sakit yang luar biasa akibat proses kelahiran yang dipacu, mama bisa juga bertemu denganmu dan melihat betapa tampannya wajahmu. Waktu itu kamu juga menjalani proses IMD seperti yang sudah mama pelajari selama mengandungmu. Tapi ternyata mas tayo tidak bisa melalui proses itu seperti dalam teori. Saat dokter meletakkan mas Tayo di dada mama, ternyata mas tayo malah tertidur lelap. Mama dan bu dokter berusaha membangunkan dan menyemangati mas tayo untuk segera menyusu, tapi mas Tayo lebih memilih untuk bobok saja daripada menyusu. Ah..sudahlah, 30 menit menunggu mas Tayo tidak mau bergerak juga tidak apa-apa, mungkin waktu itu mas Tayo merasa sama lelahnya seperti mama. Mama juga tidak mau memaksa.
Dear son, seperti halnya para ibu lainnya, mama juga sangat ingin bisa memberikan segalanya yang terbaik untuk tumbuh kembangmu. Sejak awal hamil niat mama sudah bulat, mama ingin memberi ASI Eksklusif untuk mas Tayo. Tapi lagi-lagi ternyata praktek tidaklah semudah teori yang mama pelajari. Tiga hari pasca kelahiranmu, ASI mama tak kunjung keluar juga dengan lancar. Tapi mama tetap gigih bertahan tidak memberimu minum apapun selain ASI. Setiap 2 jam sekali mama berusaha keras untuk membangunkan kamu agar mau menyusu. Mama juga tahu setiap saat kamu telah berusaha sama kerasnya seperti mama namun entah mengapa usaha kita berdua tak kunjung membuahkan hasil. Saat umurmu 3 hari, mendadak kamu demam tinggi, berat badanmu juga sudah turun hingga 4 ons, kamu juga sangat jarang pipis. Dokter memutuskan untuk memindahkanmu ke ruang observasi. Pemeriksaan darah dilakukan dan hasilnya semua normal. Dokter menyimpulkan bahwa kamu demam karena dehidrasi, sebab selama 3 hari lamanya mas Tayo tidak minum apapun. Saat itu dokter meminta ijin pada mama untuk memasang sonde di mulut mungilmu. Sonde itu berupa selang kecil yang ditempelkan masuk ke dalam mulut hingga kerongkonganmu dan berfungsi untuk meneteskan cairan supaya kamu bisa minum dan tidak dehidrasi lagi. Awalnya mama masih berusaha keras untuk memerah ASI di klinik laktasi dengan dibantu bu bidan, harapannya ASI itulah yang nanti akan dimasukkan melalui selang sonde itu. Tapi hasilnya nihil, mama hanya berhasil mengumpulkan ASIP kurang dari 10cc. Kondisi darurat memaksa mama untuk menyetujui menggunakan susu formula. Walaupun begitu, setiap 2 jam sekali mama tetap rutin menjengukmu dan menyusuimu. Namun saat itu mama tetap merasa telah gagal jadi ibu yang baik buatmu.
Dear son, setelah melalui masa-masa berat bersamamu di rumah sakit, akhirnya kita bisa pulang. Namun mama kecewa, karena hingga kita pulang ASI mama tak kunjung lancar juga. Segala upaya sudah mama kerahkan, apapun mama makan mulai dari kacang-kacangan, sayuran hijau, hingga jamu, pil dan susu pelancar ASI tapi hasilnya tetap mengecawakan. Mas Tayo mulai rewel, ngajak begadang tiap malam, sementara mama melalui semuanya hanya berdua saja ditemani papa. Kami berdua masih sama-sama amatir waktu itu. Dan kemudian mama mulai stres, mama mulai depresi, mama merasa takut tidak sanggup mengurusmu, mama khawatir terjadi hal buruk padamu jika terus bersama mama. Mama melihat kamu masih begitu rapuh dan lemah, tapi satu-satunya senjata yang mama andalkan untuk melindungimu tak kunjung lancar juga keluarnya. Mama mulai berpikir apa yang salah hingga ini bisa terjadi? tapi mama sudah terlanjur stres dan hampir menyerahkan kamu pada bude yang menurut mama kala itu mungkin bude lebih bisa mengurusmu dengan baik ketimbang mama.
Dear Son, stres mama makin parah, saat kamu masih bayi mama sudah pernah membentakmu dengan keras. Saat kamu nangis mama pernah sengaja cuekin kamu dan tidak mau menggendongmu. Saat kamu baru 4 bulan mama pernah dengan tega meninggalkanmu pergi hanya untuk jalan-jalan dengan teman sekantor mama liburan ke luar kota selama 3 hari. Dan mas Tayo yang masih bayi mama tinggalin di rumah bersama papa. Saat kamu umur 1 tahun mama pernah "nggeblek" kamu hingga mama meninggalkan cap jari berwarna merah di pahamu. Namun saat itu mas Tayo tidak menangis sedikitpun, mas Tayo hanya memandang mama dengan tatapan mata bingung sambil mas Tayo mengelus sendiri paha mas Tayo yang pasti sakit karena di geblek sama mama. Mama memang jahat sekali padamu waktu itu. Dan mama sangat menyesal pernah melakukan semuanya itu pada mas Tayo.
Dear son, mama sadar bahwa mama telah mendidikmu dengan keras, dan mama baru menyadarinya ketika suatu hari kamu sakit. Saat itu umur mas Tayo hampir 2 tahun, mas Tayo demam tinggi sampai lemas dan muntah-muntah. Saat mama menggendong mas Tayo, tiba-tiba mas Tayo muntah dibaju mama. Tapi setelah muntah mas Tayo tidak menangis, mas Tayo justru malah sibuk membersihkan baju mama yang kotor kena muntah dengan tangan mungil mas Tayo. Dalam kondisi badan yang lemas mas Tayo masih sempat berkata "baju mama kotor.." dengan nada merasa bersalah...Seketika itu juga mama menangis sambil memelukmu erat..."tak usah pikirkan baju mama yang kotor sayang..., mama sama sekali tidak marah kamu muntah, kamu jauh lebih penting daripada baju mama, kamu jauh lebih penting dari apapun di dunia ini anakku".
Dear son, walaupun mama pernah jahat sama mas Tayo, tapi jauh dilubuk hati mama sangat sayang sama kamu. Kamu adalah harta milik mama yang paling berharga. Kamu adalah pelita hati mama, kehadiranmu telah mengajarkan banyak hal dalam hidup mama. Kehadiranmu secara perlahan telah mampu menyembuhkan luka hati mama dimasa lalu. Kamu sangat berarti buat mama dan mama rela melakukan apapun demi kebahagiaan kamu. Kehadiranmu di dunia ini telah mewarnakan dunia mama. Dulu mama sering merasakan hidup yang hampa dan sepi, karena mama sempat hidup dalam kondisi keluarga yang brokenhome. Tapi sejak kamu dan papamu hadir dalam hidup mama, semuanya berubah jadi lebih indah. Saat melihatmu tertawa mama merasa melihat surga, saat kamu bicara mama merasa sedang mendengarkan syair terindah, saat kamu berjoget dan menari mama merasa sedang melihat pertunjukan konser yang paling hebat di dunia ini. Mas Tayo sungguh merupakan hadiah terindah yang mama dapatkan dari Tuhan, itulah kenapa mama memberimu nama Athaya yang artinya pemberian atau hadiah.
Dear Son, walaupun masih sangat banyak kekurangan dan kelemahan mama dalam mendidik dan membesarkanmu namun mama sangat bersyukur kamu bisa tumbuh jadi anak yang sehat dan pintar. Dalam ingatan mama, kamu adalah anak yang sangat manis. Kamu sangat jarang nakal, justru mama yang sering berbuat nakal sama mas Tayo. Mama ingat saat mas Tayo umur 3 tahun, ada anak kecil yang berbuat nakal dan memukul mas Tayo, tapi mas Tayo diam saja tidak membalas.Saat kita pulang ke rumah, mama sempat ngajarin hal yang jelek pada mas Tayo, mama bilang.."mas tadi dipukul sama teman kok diam saja sih, sekali-kali dibalas aja mas, jangan diam saja" tapi jawaban mas Tayo benar-benar mengejutkan mama "Ma..mukul teman itukan dosa, kata mama aku ngga boleh mukul teman"" jawab mas Tayo polos. Mama jadi sadar, mama memang plin-plan dalam mendidikmu, tapi kamu sudah bisa mengingatkan mama pada waktu itu hingga membuat mama merasa malu.
Dear Son, kini umur mas Tayo sudah hampir 4 tahun dan mas Tayo sudah kelihatan semakin pintar saja. Sekarang mas Tayo sudah mulai bisa protes sama mama dan protes itu kadang membuat sedih. Seperti saat mas Tayo bilang agar mama tidak usah pergi kerja, dirumah saja menenami mas Tayo yang juga tidak mau berangkat sekolah. Kalau saja bisa memilih sebenarnya mama juga ingin di rumah saja bersamamu, tapi papamu masih butuh bantuan dari mama untuk mencari nafkah. Dan ini semua kami lakukan demi mas Tayo, supaya mas Tayo bisa tetap makan, bisa tinggal dirumah yang nyaman, bisa belajar di sekolah yang baik, semua itu butuh uang nak..dan kami berdua harus tetap bekerja untuk bisa mendapatkannya.
Dear Son, Suatu hari nanti saat kamu sudah besar dan sudah bisa membaca tulisan ini mama ingin kamu tahu bahwa mama dan papa ini hanyalah orang biasa saja. Tapi kami berdua punya cinta yang luar biasa buat mas Tayo. Kami tidak akan pernah menuntut apapun dari mas Tayo, kami hanya ingin mas Tayo tumbuh jadi anak yang baik dan sholeh. Mama tidak akan pernah membebani kamu dengan target-target berat seperti kamu harus jadi presiden atau apapun. Tidak nak..jangan khawatirkan itu, kamu bebas memilih mau jadi apa saja. Yang terpenting bagi mama entah mau jadi apapun kamu nantinya, tetaplah kamu setia pada Tuhanmu dan agamamu. Serta tumbuhlah jadi anak yang santun dan penyayang pada sesama dan juga pada orangtuamu.
Dear son, hingga kini telah banyak hal yang berhasil kita lalui bersama. Mama bersyukur tidak melewatkan satupun momen berharga dalam hidupmu, tangis pertamamu, senyum pertamamu, gigi pertamamu, langkah pertamamu, ulang tahun pertamamu dan masih banyak lagi momen-momen berharga di masa kecilmu yang tersimpan rapi dalam memori mama. Suatu hari nanti saat kamu dewasa, mama berharap agar mama masih bisa tetap sehat dan bisa terus mendampingimu. Mama berharap bisa terus jadi sahabatmu saat kamu melalui masa-masa remaja yang memang tidak mudah untuk dilalui. Mama berharap masih bisa terus jadi teman curhatmu saat kamu mulai merasakan jatuh cinta. Mama berharap bisa berdiri dan melihatmu dengan bangga saat kamu diwisuda, mama berharap bisa menemani papa melamarkan seorang gadis cantik untuk menjadi istrimu, mama berharap bisa merasakan menjadi nenek dari anak-anakmu kelak. Begitu banyak harapan-harapan mama di masa depan untuk bisa terus mendampingimu sehingga sejak sekarang mama berusaha untuk selalu menjaga kesehatan mama dan juga papa demi kamu.
Dear son, sebenarnya masih sangat banyak yang ingin mama ceritakan dan ungkapkan padamu tapi tulisan ini harus mama akhiri sampai disini dulu. Karena tongkat estafet #dear son ini harus terus berjalan dan akan diteruskan oleh teman mama yang bernama Mak Siti Hairul Dayah. Perlu mas Tayo tahu juga bahwa tulisan #dear son ini memang sengaja kami buat dan dedikasikan khusus untuk anak laki-laki kami yang begitu kami cinta dan sayangi. Semoga kelak mas tayo juga bisa kenal dan berteman dengan anak-anak dari teman mama ini ya:)
Tapi sebelum mama akhiri,mama juga ingin mengucapkan selamat ulang tahun ke-4 buat anak lelaki mama yang paling ganteng sedunia, semoga mas Tayo selalu sehat dan diberi umur panjang,semakin sholeh, semakin pintar, semakin mandiri dan semakin sayang sama mama dan papa.. I love you full anakku..*peluk & cium mama buat kamu*
"Every single day since you was born, you’ve added something so amazing to my world that I can’t even imagine my life without you in it.
Happy Birthday my beloved son"