Secara pribadi, aku termasuk perempuan yang mendukung kampanye #BreakTheBias ini. Makanya dalam rangka untuk mendukung kampanye ini kemaren aku ikut event seru bareng FWD Insurance untuk memperingati 2022 International Women's Day sekaligus Kick Off meeting program HERoic.

Acara ini berlangsung selama hampir 2 jam, dan narasumber utama yang dihadirkan juga sangat kompeten di bidangnya yaitu ada Mbak Ligwina Hananto dan Mas Ronal Surapradja. Lalu apa saja sih yang diobrolin? Tentunya topik seputar fenomena bias pada wanita yang masih saja terjadi hingga kini, misalnya anggapan bahwa perempuan Sunda itu bisanya cuma dandan aja padahal kenyataan nggak seperti itu. Tapi balik lagi, hal semacam ini sudah terlanjut jadi stereotip yang seharusnya mulai dihilangkan.

Bias gender sepertinya sudah melekat di alam bawah sadar dan seringkali tidak kita sadari, contohnya seperti yang dialami mbak Ligwina yaitu bias terhadap anak perempuannya sendiri. Beliau pernah punya anggapan bahwa putrinya yang tampak cantik, feminim, suka hal-hal berbau seni nggak akan mungkin bisa menyukai science separti kakak laki-lakinya. Namun faktanya setelah anak perempuannya beranjak dewasa, si anak cewek ini canggih juga dalam pelajaran biokimia di laboratorium. Tidak seperti yang dibayangkan oleh mbak Ligwina sebelumnya.

Makanya mas Ronal juga menegaskan bahwa 'Don't Judge A Book by It's Cover". Terkadang kita sendiri saat melihat sosok perempuan itu sudah nge-judge duluan. Padahal belum tentu anggapan kita itu benar. So, jangan pernah menganggap bahwa perempuan itu pasti lebih lemah daripada laki-laki. Faktanya di keluarganya mas Ronal justru sang ibunda malah lebih strong daripada ayahnya. Menurut cerita mas Ronal, saat ada genteng bocor di rumah justru sang bunda inilah yang turun tangan. Sebaliknya sang ayah, malah jago dalam urusan menyetrika baju dan hasil pekerjaannya sangat halus dan rapi.

 

Lalu gimana sih caranya untuk menghilangkan bias ini? nah, tipsnya adalah kita harus mulai membangun kesadaran mulai dari diri sendiri dan keluarga yaitu bahwa laki-laki dan perempuan itu setara lho. Contoh simplenya dalam pekerjaan rumah tangga, tidak perlu melabeli bahwa ini pekerjaan perempuan dan itu pekerjaan laki-laki. Selain itu kita juga harus mulai menghentikan stereotip negatif terhadap kaum perempuan, misalnya saat melihat ada mobil yang jalannya ngangkang ( di pinggir enggak, di tengah juga enggak). Kadang kita langsung spontan menebak, wah..pasti ini yang nyupir emak-emak. Padahal belum tentu juga kan? Makanya yuk..berikan kesempatan untuk kaum perempuan bisa membuktikan bahwa perempuan itu juga bisa smart dan berdaya loh. Jangan dikasih label yang macam-macam dulu, sebelum ada buktinya. 

Nah..kabar baiknya FWD Insurance ini sangat memberikan dukungan bagi kaum perempuan untuk lebih mengembangkan diri serta memberdayakan kaum perempuan, khususnya bagi karyawan mereka. Sebagai perusahaan asuransi berbasis digital yang memiliki beragam produk asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, FWD Insurance selalu melakukan berbagai inovasi dan terus berkomitmen mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi. FWD Insurance ingin mendobrak stigma lama dan meyakini bahwa asuransi adalah sumber kekuatan. FWD Insurance juga merayakan dunia inklusif yang penuh dengan wanita kuat yang memiliki kehidupan mereka dan hidup secara maksimal. FWD Insurance menciptakan budaya yang beragam dan inklusif, di mana semua orang dapat dihargai karena keunikannya dan membawa yang terbaik.