Tetap Dekat Dengan Anak, Meskipun Tak Bisa Selalu Bersama
Sebagai ibu bekerja, kadang terbersit rasa bersalah di dalam hati saya karena merasa tidak bisa selalu bersama dengan anak. Jika dihitung secara kuantitas, setiap hari saya hanya punya waktu efektif untuk bertemu muka serta berinteraksi dengan anak saya selama 6 - 7 jam saja. Yaitu sekitar 1 - 2 jam di pagi hari sebelum berangkat bekerja dan 5 jam di sore hari sepulang kerja hingga malam hari sebelum anak saya tidur.
Meskipun kondisinya begitu, namun saya tidak ingin ikatan emosi dengan anak jadi renggang. Sebagai ibu bekerja, sejak awal saya sudah punya keinginan agar karir tetap berjalan mulus namun anak-anak tetap tidak kurang perhatian. Sehingga walaupun setiap hari saya tidak bisa selalu bersama dengan anak, namun secara batin kami tetap bisa memiliki ikatan yang sangat dekat. Seorang kawan pernah bertanya apa sih kuncinya saya bisa tetap dekat dengan anak meskipun sibuk bekerja di luar rumah. Kuncinya sebenarnya adalah komitmen untuk menjalankan hal-hal berikut secara rutin bersama sang buah hati :
1. Menjalin Komunikasi
Saya selalu memanfaatkan telepon sebagai sarana untuk menjalin komunikasi serta menunjukkan perhatian dan kasih sayang pada anak saat saya sedang berada jauh dari rumah. Hal ini saya lakukan supaya anak-anak tetap merasa dekat meskipun terpisah oleh jarak dengan saya. Apalagi saat ini juga sudah ada teknologi video call yang semakin membantu saya dalam memperlancar komunikasi dengan anak saat sedang berjauhan. Dengan menelpon, maka saya juga tetap bisa memantau aktivitas anak saya setiap harinya sehingga kami tetap dekat satu sama lain.
2. Berkegiatan Bersama Anak
Saat sedang berada di rumah saya selalu memanfaatkan waktu yang ada untuk berkegiatan bersama anak. Tujuannya juga dalam rangka membangun interaksi diantara kami. Selama berkegiatan saya juga berusaha menjauhkan gadget agar fokus dengan anak-anak tidak terganggu. Berikut beberapa aktivitas kegiatan yang biasa saya lakukan dengan anak saya di rumah :
- Membaca Buku Bersama, menjelang malam hari saya punya kebiasaan membaca buku bersama dengan anak. Melalui kegiatan ini saya bisa menyelam sambil minum air yaitu sambil bercengkerama saya juga sekaligus bisa menstimulasi kecerdasan anak serta menanamkan nilai-nilai positif dari buku yang kami baca bersama.
Membaca buku bersama anak - Menonton TV Bersama, melalui kegiatan ini selain bisa sambil ngobrol saya juga bisa mendampingi dan mengarahkan anak jika ada film atau acara yang kurang sesuai untuk ditonton.
- Berenang, biasanya saat liburan weekend saya mengajak anak-anak untuk pergi berenang karena memang anak-anak saya suka sekali berenang. Aktivitas yang menyenangkan semacam ini juga bermanfaat dalam menjalin kedekatan diantara kami.
Berenang bersama anak - Makan di Restoran, sekali waktu saya juga mengajak anak-anak untuk makan bersama di restoran. Saya biarkan mereka memilih sendiri tempat serta memesan makanan kesukaannya. Terkadang saya juga ikut memesan menu yang sama dengan anak saya. Kami bisa makan sambil berbincang. Biasanya anak saya akan banyak bercerita tentang pengalaman serunya bersama teman di sekolah dan saya menjadi pendengar yang baik.
Jajan es krim bersama anak
3. Memberikan Hadiah-hadiah kecil
Sebagai ibu bekerja, saya sadar bahwa kepulangan saya ke rumah adalah momen yang sangat dinantikan oleh anak-anak. Sehingga terkadang saya sengaja mampir dulu ke toko untuk membeli hadiah kecil untuk anak-anak saya yang menunggu di rumah.
Hadiah yang saya beli juga bukan barang yang mahal, misalnya sebungkus coklat atau sebuah mainan. Dengan cara ini, anak saya jadi semakin gembira saat menyambut saya pulang.
Membelikan mainan sebagai hadiah |
4. Mengantarkan anak tidur
Setiap malam sebelum tidur, saya dan suami punya rutinitas untuk mengantarkan anak tidur. Kebiasaan ini terbukti bisa mempererat jalinan emosi dengan anak-anak. Kami selalu menyempatkan untuk bercerita tentang pengalaman di kantor selama seharian atau pengalaman anak selama di sekolah. Selain itu saya juga mengajarkan doa sebelum tidur dan doa pendek lainnya kepada anak-anak.
5. Mengatur cuti untuk anak
Sebagai ibu bekerja, saya memang memiliki hak untuk mengambil cuti. Selain memanfaatkan hak cuti ini untuk berlibur, saya juga menggunakannya untuk memenuhi keperluan anak-anak saya misalnya ada acara khusus di sekolah anak, mengantarkan anak untuk masuk di hari pertama sekolah, menyaksikan anak pentas di sekolah atau mengikuti lomba dan lain sebagainya. Selain itu saya juga menggunakan cuti untuk keperluan ketika anak saya sakit. Ini merupakan salah satu bentuk perhatian saya agar tetap selalu dekat dengan anak meskipun saya bekerja.
cuti demi menemani anak masuk di hari pertama sekolah |
Saat anak sedang sakit, saya memang tidak bisa konsentrasi dalam bekerja sehingga saya memilih untuk cuti dengan tujuan untuk merawat dan mendampingi anak yang sedang sakit. Sakit yang biasa diderita anak-anak adalah demam dan hal ini juga penyebabnya bermacam-macam, misalnya karena habis imunisasi, terserang infeksi virus, radang tenggorokan dan lain sebagainya. Saat demam, anak memang jadi merasa tidak nyaman dan terkadang jadi rewel. Makanya saat sedang demam anak saya memang membutuhkan saya untuk tetap berada didekatnya.
Demam sebenarnya merupakan mekanisme sistem pertahanan tubuh. Demam pada anak ditandai dengan naiknya suhu tubuh anak diatas 37,5 °C. Untuk meringankan demam yang diderita anak saat sedang sakit, saya biasanya menggunakan Tempra Syrup.
Obat ini mengandung paracetamol yang merupakan zat antipiretik yang aman digunakan pada bayi hingga dewasa. Setiap 5 ml Tempra mengandung 160 mg paracetamol. Zat ini berfungsi untuk meredakan demam, rasa sakit dan nyeri ringan, sakit kepala serta sakit gigi, termasuk demam setelah imunisasi. Obat penurun panas yang diproduksi oleh PT. Thaiso Pharmaceutical Indonesia Tbk ini terbukti cepat menurunkan demam, selain itu obat ini juga memiliki rasa buah yang enak. Pengalaman saya menggunakan Tempra selama ini sih aman-aman saja, obat ini bekerja langsung di pusat panas, aman di lambung, tidak perlu kocok larut 100%, dan memiliki dosis tepat (tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis).
Obat ini mengandung paracetamol yang merupakan zat antipiretik yang aman digunakan pada bayi hingga dewasa. Setiap 5 ml Tempra mengandung 160 mg paracetamol. Zat ini berfungsi untuk meredakan demam, rasa sakit dan nyeri ringan, sakit kepala serta sakit gigi, termasuk demam setelah imunisasi. Obat penurun panas yang diproduksi oleh PT. Thaiso Pharmaceutical Indonesia Tbk ini terbukti cepat menurunkan demam, selain itu obat ini juga memiliki rasa buah yang enak. Pengalaman saya menggunakan Tempra selama ini sih aman-aman saja, obat ini bekerja langsung di pusat panas, aman di lambung, tidak perlu kocok larut 100%, dan memiliki dosis tepat (tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis).
Berkat Tempra, anak saya bisa lebih cepat sembuh dari demam dan saya juga bisa kembali melanjutkan pekerjaan saya di kantor dengan hati yang tenang. Keamanan penggunaan Tempra dalam mengatasi demam pada anak menjadi salah satu pertimbangan saya memilih obat ini. Karena sebagai ibu saya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi anak termasuk dalam memilih obat penurun panas.
Selain ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, setiap ibu tentu juga ingin selalu bersama dengan buah hatinya. Tetapi bagi para ibu yang bekerja di luar rumah seperti saya, kesibukan memang sering menjadi halangan untuk bisa dekat dengan anak. Namun ternyata dengan menyiasati waktu pertemuan yang singkat secara optimal maka kedekatan dengan anak tetap bisa terjalin erat. Memang sih secara kuantitas pertemuan dengan anak jadi lebih sedikit, namun jika kualitasnya baik maka anak tetap akan merasa dekat dengan kita.
Yang terpenting adalah meskipun sesekali saya pernah merasa bersalah pada anak, namun saya meyakini bahwa pilihan saya untuk menjadi ibu bekerja bukan hal yang salah. Karena semua ibu bebas menentukan pilihannya masing-masing. Mau menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga, tidak ada yang salah. Asalkan pilihan ini bisa kita jalani dengan nyaman dan tulus.
Seorang wanita karir akan merasa tersiksa di tempat kerja, apabila panggilan hidupnya ternyata ibu rumah tangga yang mengasuh anak sepenuh waktu. Sebaliknya seorang ibu rumah tangga juga akan merasa frustasi bila keinginan jiwanya sebenarnya adalah wanita karir
Intinya menjadi ibu itu harus bahagia apapun pilihannya. Karena jika tidak bahagia maka akan muncul rasa frustasi, tidak puas, tertekan atau kecewa yang menyebabkan sikap ibu menjadi tidak hangat dan tidak penuh kasih sayang kepada anak-anaknya.
Ya...meskipun saya tak bisa selalu bersama dengan anak namun selalu ada cinta di hati saya untuk anak-anak, sehingga saya tidak pernah sekalipun merasa jauh dengan mereka apapun kondisinya.
Selalu Ada Cinta di Hati Saya Untuk Mereka |
Disclaimer : Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra
0 comments
Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)