Berkarya Dengan Rasa & Logika Untuk Perubahan
by
Arifah Wulansari
- January 25, 2016
Ibu saya pernah berpesan, jadi perempuan itu harus bisa menghasilkan karya melalui kedua tangannya. Entah itu lewat ketrampilan memasak, menjahit atau yang lainnya. Dengan begitu hidup akan terasa lebih bermakna dan bermanfaat untuk orang lain. Pesan ibu saya itu memang ada benarnya juga. Apalagi saat saya mendengar lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata milik almarhum Chrisye yang selalu sukses bikin saya merinding :
"Akan datang hari, Mulut dikunci, Kata tak ada lagi
Akan tiba masa, Tak ada suara, Dari mulut kita
Berkata tangan kita, Tentang apa yang dilakukannya,
Berkata kaki kita, Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita, Bila harinya, Tanggung jawab tiba"
Benar kata ibu, saya harus bisa menghasilkan karya yang bermanfaat untuk orang lain melalui kedua tangan saya karena kelak tangan yang saya miliki ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Sang Maha Pencipta. Tapi apa ya? Sebagai wanita saya tidak punya kemampuan untuk menjahit, memasak juga tidak enak. Lalu kira-kira jenis karya seperti apa yang bisa saya hasilkan dengan kedua tangan saya ? Yang mampu memberikan manfaat bagi banyak orang. Syukur-syukur bisa menghasilkan sebuah perubahan menuju ke arah yang positif bagi masyarakat.
Menulis. Mungkin itu adalah salah satu hal yang bisa saya lakukan. Karena sejak kecil hobi saya memang menulis di buku diary. Dulu aktivitas menulis yang saya lakukan lebih banyak untuk curhat saja sih dan yang membaca juga saya sendiri. Tapi kalau menulis dengan cara seperti itu, apa iya saya sudah bisa dikatakan menghasilkan sebuah karya? Selain menulis diary, saya juga suka membaca buku-buku motivasi. Manfaatnya cukup besar dalam mengubah pola pikir saya dan mempengaruhi semangat saya dalam menjalani kehidupan. Hingga suatu saat saya sempat berpikir untuk menulis buku tentang motivasi dan mengirimkannya ke penerbit supaya tulisan saya bisa dibaca banyak orang. Tapi ternyata saya juga tidak punya cukup rasa percaya diri untuk menulis buku.
Lalu saya kenal dengan yang namanya blog. Saya mulai menulis di blog sejak tahun 2011, saat sudah menikah dan punya 1 anak. Motivasi awal saya menulis di blog adalah ingin mengabadikan momen tumbuh kembang anak saya yang masih balita sekaligus curhat tentang suka dukanya mengasuh dan merawat anak pertama. Setelah itu saya juga mulai kenal dengan yang namanya lomba blog. Iseng-iseng saya mencoba mengirimkan tulisan saya untuk ikut lomba blog yang temanya kebetulan tentang masalah tumbuh kembang anak. Hasilnya sungguh tak disangka, saya berhasil jadi salah satu pemenang dan ternyata tulisan saya mendapat apresiasi dari banyak orang. Bahkan ada juga yang sampai menghubungi saya via email, untuk sharing lebih banyak soal masalah tumbuh kembang anak. Dari situlah saya jadi semakin bersemangat untuk lebih aktif menulis di blog, karena ternyata tulisan yang saya buat memang bisa memberi manfaat bagi orang lain bahkan mampu menginspirasi dan memotivasi.
Tahun 2012, saya mulai bergabung dengan komunitas Kumpulan Emak Blogger (KEB) yang kemudian membuat saya jadi semakin banyak belajar tentang bagaimana para wanita dapat menyalurkan berbagai macam idenya lewat kekuatan kata di rumah maya masing-masing. Menulis memang bisa menjadi sebuah kegiatan untuk menyalurkan ide, aspirasi, inspirasi, dan pemikiran. Setiap manusia, baik laki-laki atau perempuan tentu mempunyai cara pandang tersendiri terhadap suatu hal. Seorang filsuf Prancis, Julia Kristeva, mengatakan, perempuan yang berkarya lewat tulisan memiliki satu nilai istimewa yang disebut dengan feminine writing. Ini adalah nilai tambah yang tidak akan pernah dimiliki laki-laki. Penggabungan logika dan insting hanya dimiliki oleh perempuan. Dalam berkarya, rasa pada karya perempuan lebih terasa. Seorang wanita dengan pengalamannya akan mampu menghasilkan sebuah karya yang bisa menggugah hati banyak orang sekaligus memberikan pengetahuan. Di komunitas KEB yang kini jumlah anggotanya sudah mencapai 2000 orang lebih ini, saya mengenal ada begitu banyak sosok wanita inspiratif dengan latar belakang berbeda. Mulai dari ibu rumah tangga hingga wanita karier profesional yang memiliki satu kesamaan yaitu mampu menghasilkan karya - karya hebat yang bermanfaat lewat tulisan di blog.
Menulis di blog itu memang bisa dilakukan oleh siapa saja. Wanita yang dulunya hanya dianggap seseorang yang biasa saja karena “hanya” seorang ibu rumah tangga, kini bisa menjadi seorang ibu rumah tangga hebat karena berkarya di dunia tulis menulis. Apalagi di era dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat seperti saat ini. Dengan menulis di blog maka akan semakin banyak orang yang dapat membaca tulisan kita ketimbang kita menuliskannya di dalam buku diary. Menulis di blog itu juga lebih bebas. Kita bisa menuliskan ide apa saja yang terlintas dalam pikiran. Mau menulis tentang curhat, opini, reportase, tips hingga menulis puisi atau cerpen, semua bisa kita tuangkan di blog pribadi masing - masing.
Kegiatan menulis adalah kegiatan untuk melakukan sebuah perubahan. Dulu R.A Kartini berhasil melakukan perubahan pada cara pandang masyarakat terhadap posisi wanita melalui sarana menulis. Aktivitas menulis di blog yang dilakukan oleh para emak yang tergabung dalam komunitas KEB juga diharapkan bisa melakukan perubahan pada masyarakat ke arah yang positif. Salah satu contoh upaya ini dilakukan dengan cara KEB sering mengadakan kegiatan posting blog serentak dengan mengangkat tema tertentu seperti kampanye penghapusan kekerasan terhadap anak, kampanye hari Ibu dan lain sebagainya dengan harapan tulisan-tulisan yang diposting secara serentak tersebut dapat dibaca oleh masyarakat luas sehingga mampu memberi pengaruh atau penyadaran kepada masyarakat untuk lebih perduli pada isu yang diangkat. Output yang diharapkan tentu berupa perubahan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan pengalaman saya menulis di blog selama hampir 5 tahun, saya merasakan banyak perubahan yang terjadi terutama pada diri saya sendiri. Kini saya merasa jauh lebih percaya diri saat menulis. Dari segi wawasan dan pengetahuan juga semakin bertambah luas. Apalagi komunitas KEB juga punya agenda rutin berupa sharing tentang masalah terkait dunia menulis di blog baik via grup facebook maupun melalui event kopdar Arisan Ilmu yang diselenggarakan oleh anggota KEB yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Bersama dengan Emaks KEB Jogja saat mengikuti even Arisan Ilmu |
Selain itu perubahan pribadi yang saya rasakan adalah saya bisa belajar untuk bersikap lebih bijak dalam menulis. Di era yang penuh kebebasan dalam menulis saat ini, kita memang dibebaskan untuk menuliskan apa saja. Namun tetap harus diingat bahwa ketika kita mempublish tulisan kita di blog maka semua orang dengan latar belakang yang berbeda-beda akan dapat mengakses dan membaca hasil karya kita dengan mudah. Disinilah semangat toleransi dan menghargai perbedaan harus tetap dikedepankan dalam menulis.
Kata yang dituliskan memang mempunyai kekuatan yang sangat besar. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kekuatan sebuah tulisan itu lebih kuat dari sebilah pedang. Sebagai contoh adalah ikatan perjanjian antara 2 orang, akan jadi jauh lebih kuat jika perjanjian tersebut dibuat secara tertulis ketimbang hanya disampaikan secara lisan. Begitu pula kekuatan sebuah karya tulis. Saya sering membaca berbagai macam artikel di media online yang mampu mempengaruhi pemikiran ribuan orang yang membacanya hingga menimbulkan pro dan kontra. Kontroversi memang kadang bisa timbul dari sebuah karya tulisan yang dibuat. Namun selama itu masih berada dalam batas kewajaran, saya rasa tidak masalah. Pro dan kontra yang terjadi justru akan lebih memperkaya wawasan sang penulis. Yang perlu diingat adalah jangan sampai tulisan yang kita buat justru menimbulkan konflik perpecahan apalagi menyangkut masalah SARA.
Ya..berkarya melalui kegiatan menulis itu memang seperti 2 sisi mata uang yang berbeda. Sisi yang satu bisa dimanfaatkan untuk kebaikan, sisi yang lain juga bisa digunakan untuk hal-hal yang dekat dengan keburukan. Sebuah tulisan memang bisa memberikan inspirasi atau pencerahan bagi para pembacanya, namun terkadang ada juga karya tulis yang sengaja dibuat untuk menipu atau menyesatkan pembacanya. Semua tergantung pada sisi mana yang akan kita pilih.
Jika kembali menengok lirik lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata milik almarhum Chrisye, saya rasa opsi menulis untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik adalah pilihan terbaik untuk di kedepankan. Sebagai blogger, secara pribadi saya merasa lebih nyaman untuk menuliskan hal-hal yang sekiranya bisa mendatangkan manfaat bagi para pembaca blog saya, ketimbang menimbulkan konflik atau kontroversi. Apalagi saya adalah seorang perempuan dimana rasa dan logika selalu saya kedepankan dalam menghasilkan sebuah karya tulisan. Bukan karena takut di bully, tapi saya memang lebih suka menuliskan sesuatu hal yang jika dibaca orang lain bisa menimbulkan efek menentramkan hati ketimbang menyulut emosi.
Akhir kata, tulisan ini saya buat untuk ikut memeriahkan Ulang Tahun KEB yang ke-4. Mari kita kedepankan semangat terus berkarya untuk perubahan dalam perbedaan. Berawal dari sebuah tulisan yang sederhana, semoga kelak akan membawa perubahan yang lebih baik untuk bangsa dan negara kita.