Regulasi & Inovasi Jamu : Upaya Melindungi Tradisi Agar Tetap Lestari
Sebagai orang Indonesia asli tentu saja saya sangat familiar dengan jamu. Sejak kecil saya sudah terbiasa minum jamu. Saat masih kecil saya paling suka minum jamu kunir asem karena jamu ini rasanya tidak pahit dan sangat nikmat bila diminum dengan dicampur es batu saat siang hari. Kala itu saya biasa dibelikan jamu oleh ibu pada penjual jamu gendong yang setiap hari lewat di depan rumah kami. Jamu yang dibawa oleh penjual jamu gendong itu ada bermacam-macam mulai dari jamu beras kencur, kunir asem, godhong telo, brotowali, temulawak dan lain-lain. Harganya pun sangat murah, 1 gelas jamu harganya hanya Rp.500,- saja.
sampai sekarang saya masih suka minum jamu kunir asem |
Saat menginjak usia remaja, ibu saya mulai mengenalkan jamu baru pada saya namanya jamu galian singset. Jamu ini berbentuk bubuk dan dikemas dalam sachet. Sebelum diminum, jamu bubuk ini diseduh dulu menggunakan air matang lalu dicampur dengan jamu kunir asem supaya rasanya tidak terlalu pahit. Kata ibu saya, jika saya mau rajin minum jamu galian singset ini minimal sebulan sekali maka badan saya akan awet langsing dan tidak "mekar" hingga dewasa nanti. Minum jamu galian singset memang dipercaya bisa mengencangkan kulit serta meluruhkan lemak-lemak yang mengganggu penampilan. Karena jamu ini mengandung komposisi yang terdiri dari bahan utama yaitu daun jati belanda, tempuyung serta jahe. Daun Jati belanda memang berkhasiat untuk mengencangkan badan. Daun ini mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, karotenoid, dan asam fenol. Sementara tempuyung dan jahe berkhasiat mengurangi penyerapan lemak dan meningkatkan proses
pembakaran kalori. Konsumsi jamu galian singset yang berbahan alami ini juga tidak mempunyai efek samping yang buruk bagi tubuh.
Ketika sudah berumahtangga giliran ibu mertua saya yang rajin mengingatkan saya untuk minum jamu, terutama saat saya baru saja melahirkan anak pertama dan menyusui. Ada 2 jenis jamu yang disarankan oleh mertua saya yaitu jamu tapel dan jamu uyup-uyup. Jamu tapel tidak untuk diminum, tapi digunakan untuk mengencangkan otot perut pasca melahirkan dan membersihkan kulit perut dari garis-garis hitam bekas kehamilan (stretch mark). Saya sendiri kurang tahu apa saja komposisi yang ada dalam jamu tapel ini, karena saat ibu mertua memberikan pada saya bentuknya sudah berupa butiran padat kecil berbentuk bulat seperti pil. Jamu tapel ini biasa dibeli oleh ibu mertua di penjual jamu langganan. Cara penggunaannya adalah jamu tapel ini diencerkan dulu dengan menggunakan minyak kayu putih dan perasan air jeruk nipis kemudian diusapkan secara merata pada kulit perut terutama yang ada stretch mark-nya. Setelah itu perut dibalut dengan menggunakan gurita dan dikencangkan dengan stagen. Jamu tapel ini digunakan setiap pagi dan sore hari sesudah mandi selama minimal 1 bulan. Hasilnya perut saya memang jadi kembali singset dan garis-garis hitam dikulit perut yang timbul semasa hamil juga bisa mengelupas sehingga kulit perut saya jadi kembali bersih dan mulus.
tetap langsing dari dulu hingga kini |
Itu tadi cerita tentang jamu galian singset dan jamu tapel. Adalagi cerita tentang jamu uyup-uyup, kalau jamu ini cara penggunaannya dengan diminum. Menurut ibu mertua saya jamu uyup-uyup khasiatnya bisa melancarkan ASI dan bayi juga akan jadi lebih senang minum ASI karena ASI yang diproduksi jadi terasa lebih segar. Selain minum jamu agar produksi ASI berlimpah, tentunya juga harus diimbangi dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi juga. Saya sih menurut saja disuruh minum jamu uyup-uyup, karena hal itu juga tidak bertentangan dengan ilmu kesehatan yang saya pelajari. Buktinya bayi saya memang jadi senang sekali minum ASI dan tumbuh jadi bayi yang sehat dan selalu ceria.
Tak hanya untuk merawat kecantikan dan penampilan tubuh serta menjaga kesehatan, jamu juga bermanfaat untuk obat bagi berbagai penyakit. Pengalaman yang sudah pernah saya buktikan adalah jamu sangat berkhasiat untuk menyembuhkan batuk. Pasca melahirkan saya sempat sakit batuk cukup parah. Karena sedang dalam masa menyusui maka saya tidak berani asal mengkonsumsi obat batuk, khawatir jika nanti mempengaruhi kualitas ASI saya. Sehingga sayapun memilih untuk minum jamu saja karena memang tidak ada efek samping kimiawinya. Lagi-lagi info ini juga saya dapat dari ibu mertua, beliau membelikan saya jamu watukan. Rasanya memang cukup pahit, tapi demi ingin sembuh dari batuk yang menyiksa maka mau tidak mau saya minum jamu watukan ini setiap sore selama 1 minggu dan alhamdulilah batuk yang saya deritapun berangsur-angsur sembuh tanpa saya harus minum obat-obatan yang mengandung bahan kimia.
penjual jamu tradisional langganan kami |
Selain dipercaya mampu mengobati keluhan berbagai macam penyakit ringan seperti batuk, pegel linu, masuk angin, dan lain-lain, jamu juga sering digunakan sebagai alternatif penyembuhan bagi penyakit-penyakit berat seperti batu ginjal, darah tinggi bahkan kanker. Di kota tempat tinggal saya Yogyakarta ada seorang profesor bernama Profesor Dr. Nurfina Aznam, SU. Apt. Beliau adalah seorang peneliti yang berhasil menemukan 16 sintesis senyawa turunan kurkumin (kunyit) dan diketahui bahwa kurkumin ini memiliki aktivitas biologi seperti antiinflamasi (antiradang),
antioksidan (antikanker), antihepatotoksik (antihepatitis), dan antireumatik. Berdasarkan temuan terhadap berbagai khasiat dari kunyit ini kemudian beliau mulai memproduksi
kunyit putih instan, kapsul, tablet, serta kaplet yang diperjual belikan ke masyarakat. Berkat konsumsi kunyit putih ini, ada beberapa penderita kanker yang mengaku terbantu dan banyak juga diantara
mereka yang berangsur-angsur sembuh dari penyakit mematikan itu. Selain memproduksi jamu kunyit putih, Profesor Nurfina juga membuat produk yang lain berupa Jahe, Temulawak, Mengkudu/Pace, Temugiring, Brotowali, Secang, Kencur, Daun salam dan lain sebagainya.
Jamu memang merupakan obat tradisional warisan para leluhur kita sejak jaman dahulu. Pengobatan ini telah banyak memberikan solusi atas berbagai macam penyakit. Keunggulan dari jamu ini adalah bahan-bahannya mudah didapat dan kita pun bisa menanamnya sendiri di pekarangan rumah kita. Membuat jamu tradisional sebenarnya tidak sulit, harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan buatan pabrik sehingga dapat menghemat uang belanja rumah tangga. Penggunaan jamu tradisional untuk pengobatan juga diyakini tidak memiliki efek samping negatif karena bahan-bahannya juga alami.
credits |
Di Indonesia sendiri terdapat ribuan jenis tanaman obat yang bisa diolah menjadi jamu. Masing-masing daerah biasanya memiliki budaya minum jamu yang diwariskan secara turun temurun seperti pengalaman saya tersebut di atas. Tak hanya di pulau jawa saja, berbagai jenis ramuan jamu tradisional juga bisa ditemui di Sumatra, Sulawesi, Banten, Kalimantan, Jambi, Maluku dan lain sebagainya. Indonesia memang negara yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati berupa tanaman tradisional yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber bahan baku pembuatan jamu. Hal ini merupakan aset negara yang amat berharga karena jamu bisa berfungsi untuk memelihara kesehatan agar tidak mudah sakit, digunakan untuk pengobatan bahkan bisa juga dikembangkan sebagai lahan bisnis yang menguntungkan dan mendatangkan keutungan ekonomi bagi masyarakat.
Sebagai bangsa yang besar sudah seharusnya kita mampu menjaga kelestarian jamu tradisional ini agar tidak punah di makan jaman serta tidak terkikis oleh pengobatan tradisional asing yang kini semakin marak di Indonesia dan ditawarkan dengan cara-cara promosi yang sangat gencar, sebagai contoh pengobatan sinshe dari cina yang juga menggunakan jamu made in china seperti gingseng dan lain-lain.
Saat ini sebenarnya telah mulai muncul berbagai upaya bagi pelestarian jamu tradisional Indonesia salah satunya adalah diajukannya jamu ke lembaga kebudayaan PBB, UNESCO oleh Kemendikdud demi memperoleh pengakuan sebagai warisan kebudayaan dunia karsa dan karya bangsa Indonesia (Intangible Cultural Heritage) pada tahun 2013 yang lalu. Upaya ini merupakan langkah awal dari perjalanan panjang dalam rangka pelestarian jamu yang perlu mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia.
Problematika Jamu Tradisional
Sesungguhnya masalah mendasar dalam upaya pelestarian jamu tradisional di Indonesia justru terletak pada mulai berkurangnya pemahaman dan kecintaan generasi muda kita terhadap jamu. Saat ini jika ditanya tentang jenis-jenis tanaman tradisional dan fungsinya pada para generasi muda di Indonesia belum tentu mereka dapat menjawabnya dengan benar. Selain itu rasa dan tampilan jamu yang dianggap kurang menarik membuat para generasi muda jadi kurang tertarik untuk mengkonsumsi jamu. Padahal sebenarnya ada banyak manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari kebiasaan minum jamu ini.
tanaman obat tradisional |
Saat ini sebenarnya telah mulai muncul berbagai upaya bagi pelestarian jamu tradisional Indonesia salah satunya adalah diajukannya jamu ke lembaga kebudayaan PBB, UNESCO oleh Kemendikdud demi memperoleh pengakuan sebagai warisan kebudayaan dunia karsa dan karya bangsa Indonesia (Intangible Cultural Heritage) pada tahun 2013 yang lalu. Upaya ini merupakan langkah awal dari perjalanan panjang dalam rangka pelestarian jamu yang perlu mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia.
Problematika Jamu Tradisional
Sesungguhnya masalah mendasar dalam upaya pelestarian jamu tradisional di Indonesia justru terletak pada mulai berkurangnya pemahaman dan kecintaan generasi muda kita terhadap jamu. Saat ini jika ditanya tentang jenis-jenis tanaman tradisional dan fungsinya pada para generasi muda di Indonesia belum tentu mereka dapat menjawabnya dengan benar. Selain itu rasa dan tampilan jamu yang dianggap kurang menarik membuat para generasi muda jadi kurang tertarik untuk mengkonsumsi jamu. Padahal sebenarnya ada banyak manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari kebiasaan minum jamu ini.
Selain itu masalah penyalahgunaan obat tradisional jamu saat ini juga masih banyak ditemukan yaitu penyalahgunaan dengan cara sengaja menambahkan bahan kimia obat (BKO). Penambahan BKO ini sangat berbahaya karena bisa jadi penambahannya dengan dosis yang berlebihan. Atau bisa juga BKO yang ditambahkan tidak diketahui kondisi fisiknya apakah masih baik atau sudah kadaluarsa sehingga berisiko terhadap kesehatan. Sehingga disinilah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Dinas Kesehatan memegang peran penting dalam rangka pembinaan dan pengawasan pada para penjual jamu agar tidak lagi melakukan praktek-praktek penyalahgunaan obat tradisional jamu yang dapat merugikan masyarakat.
Upaya Melindungi Tradisi Agar Tetap Lestari
Penerbitan regulasi tentang upaya pelestarian jamu saya rasa bisa jadi alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam rangka melestarikan jamu. Di era otonomi daerah seperti sekarang regulasi berupa peraturan daerah (perda) atau peraturan bupati (perbup) bisa dijadikan "senjata" untuk mendukung upaya pelestarian jamu di masyarakat. Sebagai contoh di daerah saya belum lama ini baru saja di sahkan perbup tentang penggunaan pakaian adat Gagrak Ngayogyakarta. Dalam perbup tersebut ditetapkan aturan bahwa setiap tanggal 20 tiap bulannya seluruh PNS dan aparatur pemeritah se-kabupaten wajib mengenakan busana adat jawa dalam melaksanakan tugas kedinasannya. Tak hanya itu, setiap tanggal 20 juga ditetapkan aturan penggunaan bahasa jawa dalam komunikasi antar karyawan termasuk dalam pidato pertemuan maupun rapat-rapat koordinasi yang diselenggarakan di kantor - kantor. Melalui penetapan aturan ini diharapkan para PNS bisa jadi pelopor dalam upaya pelestarian budaya jawa sehingga bisa menjadi contoh bagi generasi muda dan anak-anak agar tetap mengenal budayanya sendiri sebagai orang jawa. Aturan ini ternyata kemudian juga diikuti dengan penerapan pada para siswa di sekolah-sekolah mulai dari SD hingga SMA dan akhirnya menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi para siswa peserta didik.
Bayangan saya perbup semacam ini juga bisa diterapkan dalam upaya pelestarian jamu tradisional. Misalnya dengan mewajibkan setiap kantor/instansi untuk menyajikan jamu tradisional khas daerahnya masing-masing pada hari tertentu tiap bulannya. Di daerah saya jamu yang menjadi khas adalah jamu seperti kunir asem atau beras kencur atau wedang jahe. Jamu ini bisa ditetapkan sebagai minuman wajib bagi karyawan di kantor atau sajian wajib saat kegiatan rapat/pertemuan setiap tanggal 20 misalnya. Di kantor saya sendiri sebenarnya hal ini sudah mulai diterapkan namun akan lebih baik jika ada perbup. Karena kebiasaan ini bisa dilakukan secara serentak di semua instansi bahkan juga di sekolah-sekolah sehingga diharapkan seluruh masyarakatpun juga akan mengikutinya. Pemberlakuan perbup tentang pelestarian jamu semacam itu tentunya juga akan memotivasi para pelaku industri jamu untuk memproduksi minuman jamu tradisional yang lebih higienis dan lebih nikmat guna menarik minat para pelanggan yang pasti jumlah permintaannya akan jadi membludak terutama pada tanggal 20 setiap bulannya.
Potensi jamu tradisional ini jika dikelola dengan baik memang dapat dimanfaatkan bagi pembangunan ekonomi nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun upaya ini juga harus dibarengi dengan memperhatikan sisi kelestarian dan keberlanjutan tanaman obat tradisional yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan jamu. Sehingga upaya yang bisa ditempuh dalam rangka pelestarian tanaman obat tradisional ini bisa dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut :
Selain langkah-langkah tersebut perlu juga dilakukan upaya-upaya inovasi dalam rangka pengolahan dan penyajian jamu agar semakin diminati untuk dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat seperti misalnya :
Upaya Melindungi Tradisi Agar Tetap Lestari
Penerbitan regulasi tentang upaya pelestarian jamu saya rasa bisa jadi alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam rangka melestarikan jamu. Di era otonomi daerah seperti sekarang regulasi berupa peraturan daerah (perda) atau peraturan bupati (perbup) bisa dijadikan "senjata" untuk mendukung upaya pelestarian jamu di masyarakat. Sebagai contoh di daerah saya belum lama ini baru saja di sahkan perbup tentang penggunaan pakaian adat Gagrak Ngayogyakarta. Dalam perbup tersebut ditetapkan aturan bahwa setiap tanggal 20 tiap bulannya seluruh PNS dan aparatur pemeritah se-kabupaten wajib mengenakan busana adat jawa dalam melaksanakan tugas kedinasannya. Tak hanya itu, setiap tanggal 20 juga ditetapkan aturan penggunaan bahasa jawa dalam komunikasi antar karyawan termasuk dalam pidato pertemuan maupun rapat-rapat koordinasi yang diselenggarakan di kantor - kantor. Melalui penetapan aturan ini diharapkan para PNS bisa jadi pelopor dalam upaya pelestarian budaya jawa sehingga bisa menjadi contoh bagi generasi muda dan anak-anak agar tetap mengenal budayanya sendiri sebagai orang jawa. Aturan ini ternyata kemudian juga diikuti dengan penerapan pada para siswa di sekolah-sekolah mulai dari SD hingga SMA dan akhirnya menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi para siswa peserta didik.
Bayangan saya perbup semacam ini juga bisa diterapkan dalam upaya pelestarian jamu tradisional. Misalnya dengan mewajibkan setiap kantor/instansi untuk menyajikan jamu tradisional khas daerahnya masing-masing pada hari tertentu tiap bulannya. Di daerah saya jamu yang menjadi khas adalah jamu seperti kunir asem atau beras kencur atau wedang jahe. Jamu ini bisa ditetapkan sebagai minuman wajib bagi karyawan di kantor atau sajian wajib saat kegiatan rapat/pertemuan setiap tanggal 20 misalnya. Di kantor saya sendiri sebenarnya hal ini sudah mulai diterapkan namun akan lebih baik jika ada perbup. Karena kebiasaan ini bisa dilakukan secara serentak di semua instansi bahkan juga di sekolah-sekolah sehingga diharapkan seluruh masyarakatpun juga akan mengikutinya. Pemberlakuan perbup tentang pelestarian jamu semacam itu tentunya juga akan memotivasi para pelaku industri jamu untuk memproduksi minuman jamu tradisional yang lebih higienis dan lebih nikmat guna menarik minat para pelanggan yang pasti jumlah permintaannya akan jadi membludak terutama pada tanggal 20 setiap bulannya.
ada jamu di meja kerjaku |
- Menggalakkan kembali program taman obat keluarga (TOGA) melalui kegiatan PKK dan dasawisma sehingga para ibu-ibu di rumah diharapkan bisa menanam TOGA di rumahnya masing-masing.
- Menghidupkan kembali program TOGA di sekolah-sekolah yang selama ini telah terintegrasi dalam program UKS sehingga para siswa juga bisa diajarkan secara dini tentang praktek penanaman TOGA.
- Mengaktifkan kembali program BATRA di puskesmas karena secara aturan sebenarnya program pengobatan tradisional merupakan salah satu dari sekian banyak program pengembangan yang bisa dilakukan di puskesmas-puskesmas namun sayangnya program ini masih kalah populer dibandingkan dengan program kesehatan yang lain.
- Pembuatan database jenis-jenis tanaman obat dan fungsinya seperti yang sudah dilakukan oleh Biofarmaka IPB. Akan lebih sempurna jika data ini dilengkapi dengan cara pembuatan ramuannya dan dipatenkan dalam sebuah portal database secara nasional. Jika perlu database ini bisa diterbitkan dalam bentuk buku saku maupun dibuat E-Book bahkan jika memungkinkan dibuat aplikasinya yang bisa diunduh melalui apps store di ponsel sehingga seluruh masyarakat bisa membaca dan mengetahui jenis-jenis dan kegunaan dari tanaman obat dan bagaimana cara mengolahnya hingga bisa dimanfaatkan sebagai jamu tradisional.
credits |
- Jamu diolah menjadi bentuk kue kering, es krim, puding, permen dan lain sebagainya
- Pembinaan dan pemantauan pada penjual jamu tradisional agar proses produksi jamu rumahan yang mereka lakukan dapat dipastikan kebersihan dan keamanannya
- Menjual jamu di kafe lengkap dengan bartendernya sehingga menarik minat remaja, daripada menjual minuman keras lebih baik menjual jamu tradisional yang bisa dioplos dengan madu dan telur ayam kampung misalnya.
- Menyajikan jamu sebagai salah satu sajian dalam menu pesta seperti pesta pernikahan atau pesta-pesta jamuan kenegaraan sehingga jamu tradisional indonesia jadi semakin dikenal oleh dunia
- Menyelenggarakan kompetisi master of jamu tingkat nasional sehingga masyarakatpun akan berlomba-lomba untuk bisa mengkreasikan jamu seenak dan semenarik mungkin seperti dalam acara master chef yang biasa tayang di televisi.
tanaman obat tradisional |
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam melimpah khususnya tanaman obat, sudah seharusnya pemerintah pun menyediakan beasiswa khusus yang diperuntukkan bagi para peneliti jamu dan tanaman obat guna mendorong lahirnya lebih banyak doktor dan profesor yang memahami tentang masalah pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat tradisional ini. Jika pengobatan tradisional cina saja bisa mendunia kenapa Indonesia tidak bisa?
Upaya pelestarian jamu tradisional melalui upaya regulasi dan inovasi ini diharapkan akan mendorong masyarakat indonesia menerapkan pengobatan tradisional berbasis bahan alam indonesia yang pada akhirnya dapat menjadikan Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan menjadi tamu terhormat di negeri orang lain.
Upaya pelestarian jamu tradisional melalui upaya regulasi dan inovasi ini diharapkan akan mendorong masyarakat indonesia menerapkan pengobatan tradisional berbasis bahan alam indonesia yang pada akhirnya dapat menjadikan Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan menjadi tamu terhormat di negeri orang lain.
0 comments
Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)