Mengajak Anak Belajar tentang Nilai Kebersamaan & Toleransi melalui Festival Dolanan Bocah
Festival Dolanan Bocah 2013 yang diselenggarakan di Kota Solo pada tanggal 17-19 Mei 2013 yang lalu sangat menarik bagi saya. Namun sayangnya waktu itu bertepatan dengan jadwal suami dinas luar kota, sehingga tidak mungkin bagi saya dan anak saya untuk berangkat sendiri ke Solo tanpa suami. Sehingga kami berdua hanya bisa menyimak beritanya melalui TV dan internet saja. Kecewa sih sebenarnya tapi untunglah festival ini digelar secara rutin setiap tahunnya. Jadi masih ada kemungkinan tahun depan kami sekeluarga bisa menyaksikannya lagi. Meski kemungkinannya baru tahun depan kami bisa menyaksikan Festival Dolanan Bocah ini secara langsung, tapi nggak ada salahnya juga sih kalau saya menuliskan tentang kemeriahan festival ini paling tidak buat saya bisa jadi "tombo gelo" karena tahun ini tidak bisa nonton dan juga untuk penyemangat saya juga agar tahun depan bisa beneran nonton. Selain itu, siapa tau ada orang yang jadi ikutan tertarik nonton festival ini tahun depan lantaran membaca tulisan saya ini..hehehehe..
Semaraknya Festival Dolanan Bocah 2013. Sumber Gambar dari SINI |
Festival Dolanan Bocah 2013. Sumber gambar dari SINI |
Permaianan tradisional jaranan. sumber gambar dari SINI |
Sumber gambar dari SINI |
Festival Dolanan Bocah tahun ini diadakan di Plaza Sriwedari Solo dan dimeriahkan oleh berbagai sanggar anak yang menampilkan berbagai macam dolanan dan tembang tradisional anak seperti lir ilir, jamuran, gobak sodor, dakon, engklek, ndok-ndokan, cublak-cublak suweng, delikan, jaranan, wayang bocah dan masih banyak lagi permainan tradisional lainnya. Anak-anak tersebut juga tampil dengan mengenakan kostum tradisional yang berwarna-warni yang semakin menambah keindahan dan kemeriahan dari festival ini.
Penyelenggaraan Festival Dolanan Bocah di Kota Solo ini selain menjadi salah satu daya tarik yang bisa mendorong wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang berkunjung ke Solo juga bisa berfungsi sebagai sarana untuk mengajarkan pada anak-anak tentang nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam berbagai permainan tradisional yang saat ini mulai tersingkirkan oleh hadirnya berbagai permainan modern seperti video game dan play station. Saat ini mungkin bukan cuma saya saja yang merasakan masalah seperti ini yaitu melihat anak-anak kita lebih senang menghabiskan waktu bermain dengan video game selama berjam-jam ketimbang bermain di luar rumah bersama teman-temannya. Rasanya sekarang ini sudah jarang sekali saya melihat ada anak yang masih mau bermain gobak sodor, jamuran, dakon, engkling dan lain-lain. Terutama bagi anak-anak yang tinggal di komplek atau perumahan seperti anak saya. Lha gimana mau main gobak sodor, sementara lapangan yang luas untuk berlarian-larian saat ini sudah jarang tersedia, lagipula teman-teman sebayanya juga lebih senang untuk menghabiskan waktu bermain di dalam rumah ketimbang di luar rumah karena mungkin sudah kecapekan juga karena saking banyaknya ikut kegiatan les dimana-mana.
Permainan tradisional jamuran. sumber gambar dari SINI |
Permainan tradisional yg makin terpinggirkan. Sumber gambar dari SINI |
Cublak-Cublak Suweng. Sumber gambar dari SINI |
"Cublak Cublak suweng
Suwenge ting gelenter
mambu ketundung gudel
Pak Empong lela lele
Sapa ngguyu ndelikake
Sir pong dele gosong sir
Sir pong dele gosong"
Penyelenggaraan Festival Dolanan Bocah 2013 ini memang patut mendapatkan apresiasi. Namun jika saya menyimak berita yang beredar dikatakan bahwa Festival Dolanan Bocah pada tahun ini kurang semarak jika dibandingkan dengan pelaksanaan pada tahun 2012 yang lalu. Katanya nih..jumlah sanggar yang berpartisipasi pada tahun ini juga tidak sebanyak tahun lalu. Hmm..sayang sekali ya kalau event sebagus ini jadi tenggelam dan pesertanya makin tahun jadi semakin berkurang.
Festival Dolanan Bocah. Sumber gambar dari SINI |
0 comments
Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)