Memutus Rantai Masalah Kesehatan Melalui Edukasi Kesehatan Sejak Usia Dini Kepada Masyarakat
Dalam dunia kesehatan, mengubah perilaku masyarakat untuk mau menerapkan pola hidup bersih dan sehat merupakan sebuah tantangan yang masih sulit diatasi hingga saat ini. Banyak masyarakat yang saat ini masih dengan seenaknya melakukan perilaku seperti merokok, buang air besar sembarangan, membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak mencuci tangan pakai sabun dan lain-lain yang mana perilaku ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Sebenarnya banyak juga masyarakat yang sudah mengetahui bahwa perilaku tersebut menyebabkan penyakit, namun kesadaran untuk mengubah perilaku mereka sendiri rasanya masih sangat berat untuk dilakukan.
Upaya-upaya penyuluhan telah banyak dilakukan dimasyarakat,
seperti yang sering dilakukan oleh Puskesmas yang memiliki tanggungjawab untuk
membina kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Selain memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat kuratif, Puskesmas juga berkewajiban untuk melakukan
upaya-upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif kepada masyarakat. Selama
ini upaya promotif ini banyak diwujudkan dalam berbagai kegiatan penyuluhan
kesehatan bagi kader kesehatan, ibu-ibu di posyandu atau kepada bapak-bapak
dengan memanfaatkan forum pertemuan warga seperti arisan RT atau pertemuan di
pedukuhan. Namun sepertinya kegiatan penyuluhan yang dilakukan tersebut belum
banyak memberikan efek timbulnya perubahan perilaku yang positif dimasyarakat. Buktinya
setiap tahun masih saja ada kasus kejadian demam berdarah dimana kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan merupakan penyebab
utama dari masalah ini. Memang sih, yang namanya proses mengubah perilaku itu
tidak semudah membalikkan tangan. Butuh waktu dan proses yang panjang dan tidak gampang
untuk bisa berhasil mewujudkannya.
Dalam rangka mengubah perilaku masyarakat ini, sebenarnya ada
hal yang tak kalah penting untuk
dilakukan sehingga perilaku hidup bersih dan sehat ini bisa menjadi
kebiasaan yang membudaya di masyarakat. Yaitu dengan cara melakukan edukasi
kesehatan sejak usia dini kepada masyarakat. Cara ini jika berhasil diterapkan
maka otomatis juga akan dapat memutus rantai perilaku tidak sehat yang banyak
dilakukan oleh orang dewasa pada saat ini. Contohlah Jepang, dahulu kebiasaan
meludah sembarang tempat merupakan hal yang sangat biasa dilakukan disana dan
sangat sulit untuk dirubah. Namun pemerintah Jepang kemudian menanamkan
kebiasaan untuk tidak meludah sembarang tempat melalui edukasi kepada
anak-anak. Terutama melalui sekolah-sekolah upaya edukasi ini sangat gencar
dilakukan dan dikoordinasikan dengan baik. Hasilnya beberapa tahun kemudian
perlahan-lahan generasi tua yang sudah sangat sulit untuk dirubah perilakunya
mulai berkurang dan digantikan dengan generasi-generasi baru yang sudah
mendapatkan edukasi untuk tidak meludah sembarang tempat. Akhirnya hingga kini kita
bisa melihat, di Jepang sudah tidak ada lagi orang yang melakukan kebiasaan
meludah sembarangan bahkan meludah sembarang tempat kini merupakan hal yang tabu untuk dilakukan di Jepang.
Upaya penyuluhan kesehatan yang dilakukan di Indonesia saat
ini memang lebih banyak memilih orang dewasa sebagai sasarannya. Masih jarang
dilakukan upaya penyuluhan kesehatan pada kelompok anak usia dini. Memang ada
program kesehatan yang dilakukan untuk anak usia dini, namun lebih banyak berupa kegiatan
pemeriksaan kesehatan seperti deteksi dini tumbuh kembang balita atau screening kesehatan anak sekolah.
Anak-anak akan diperiksa Berat Badan, Tinggi Badan, lingkar kepala, kebersihan
kuku, telinga, rambut , gigi serta perkembangan kemampuan motorik dan
kognitifnya saja. Namun masih jarang dilakukan penyuluhan atau edukasi kesehatan
secara khusus bagi anak-anak usia dini. Jikapun ada, biasanya hanya dilakukan setahun sekali saja. Padahal sebenarnya anak-anak usia dini
ini akan lebih cepat menyerap pengetahuan yang diberikan dan juga lebih mudah
untuk mau menerapkan dan menjadikan perilaku hidup bersih dan sehat yang telah
diajarkan dalam kebiasaan hidup sehari-hari mereka.
Seorang teman pernah bercerita tentang betapa sulitnya
melakukan penyuluhan kesehatan pada anak usia dini. Dikatakan bahwa anak-anak cenderung
ramai sendiri dan berlari-larian kemana-mana, tidak mau duduk tenang
mendengarkan penyuluhan, begitu kata teman saya. Memang benar anak-anak usia
dini ini punya karakter yang aktif dan sangat senang bergerak, sehingga jika
ingin memberikan edukasi kesehatan maka sebaiknya dipilih metode yang sesuai
dengan karakter mereka. Penyuluhan kesehatan dengan cara ceramah atau
presentasi memang bukan metode yang pas untuk anak-anak usia dini. Ada banyak
metode yang bisa dikreasikan seperti contoh berikut :
- Mengajak anak bermain peran
Sumber gambar dari SINI |
Anak-anak akan merasa lebih senang dan
bersemangat jika diajak bermain peran, misalnya kita akan memberikan penyuluhan
tentang masalah gizi seimbang. Tidak ada salahnya jika kita menyiapkan beberapa
contoh bahan makanan sungguhan seperti beras,roti, mie, kentang, sayur bayam,
wortel, brokoli, tempe, tahu, telur yang sudah direbus dan lain-lain. Letakkan
semua bahan tersebut di meja kelas kemudian ajak anak-anak untuk membuat
kelompok. Misalnya ada kelompok zat energi,
zat pembangun dan zat pengatur. Lalu secara bergantian ajak
masing-masing kelompok untuk memilih bahan makanan, misalnya kelompok zat
energi diajak untuk memilih jenis makanan yang banyak mengandung
karbohidrat yaitu beras, roti, mie,
kentang. Selanjutnya kelompok zat pembangun diajak untuk memilih bahan makanan
yang banyak mengandung protein seperti tempe, tahu, telur. Dan yang terakhir
kelompok zat pengatur diajak untuk memilih bahan makanan seperti bayam, wortel,
brokoli dan buah-buahan. Setelah itu kita ajak mereka untuk memilih salah satu
bahan makanan dari masing-masing kelompok dan diletakkan pada piring-piring
yang disediakan. Misalnya ada anak yang memilih kombinasi roti, telur dan
wortel. Atau ada anak yang memilih beras, tempe,brokoli. Sambil melakukan
kegiatan ini, anak-anak secara tidak langsung bisa belajar tentang bahan
makanan apa saja yang harus mereka makan setiap hari. Setelah kegiatan ini
selesai, petugas kesehatan bisa menyerahkan bahan makanan tersebut kepada guru
sekolah agar bisa diolah dan disantap bersama dengan murid-murid mereka.
- Menggambar atau mewarnai bersama
Sumber gambar dari SINI |
Anak- anak usia dini juga senang dengan
kegiatan menggambar atau mewarnai, sehingga kegiatan ini juga bisa dimanfaatkan
untuk melakukan edukasi kesehatan seperti dengan mengajak anak-anak mewarnai
gambar menu gizi seimbang, dalam gambar bisa dijelaskan misal tentang nasi yang
jumlahnya cukup 1/3 piring saja, lalu gambar berbagai macam jenis sayur dan
lauk pauk yang jumlahnya 2/3 piring. Anak –anak diminta utuk mewarnai gambar
tersebut dengan warna yang berbeda sehingga secara tidak langsung mereka juga
bisa belajar tentang pola makan yang benar dimana jumlah sayur dan lauk pauk
itu harus lebih banyak daripada nasinya.
- Memutar Film
Sumber gambar dari SINI |
Mengajak anak untuk menonton film bertema
kesehatan juga bisa dilakukan, namun sayangnya film-film tentang edukasi
kesehatan untuk anak usia dini ini masih jarang bisa ditemukan di Indonesia.
Padahal di luar negeri sana sudah banyak film-film kartun yang dibuat oleh
pemerintah dalam rangka mengedukasi anak-anak. Contohnya film kartun Word World
yang dibuat oleh kementerian pendidikan amerika, film kartun tersebut dibuat
dengan sangat menarik dan sangat bermanfaat untuk mengajak anak-anak belajar
membaca. Film kartun tersebut juga ditayangkan di Televisi setiap hari,
sehingga anak-anak bisa menyaksikannya dan mendapatkan banyak manfaat dari film
kartun tersebut. Seandainya hal ini juga bisa diterapkan di Indonesia, misalnya
pemerintah membuat film kartun anak yang didalamnya dimasukkan pesan-pesan
kesehatan serta ditayangkan di TV setiap hari tentunya hal ini juga bisa
memberi manfaat edukasi kesehatan bagi anak usia dini
- Membuat acara penyuluhan kesehatan melalui dongeng
Sumber gambar dari SINI |
Mendongeng merupakan salah satu cara
efektif dalam rangka menanamkan nilai-nilai kehidupan yang positif bagi
anak-anak. Jaman dulu orang tua masih banyak yang senang mendongengkan anaknya
dan nyatanya pesan moral dari dongeng tersebut bisa melekat erat dalam ingatan
anak-anak hingga ia tumbuh dewasa. Dalam rangka memberikan edukasi kesehatan
pada anak usia dini, cara ini juga dapat diterapkan. Apalagi saat ini juga
telah banyak tersedia berbagai media untuk mendongeng seperti contohnya boneka
tangan. Melalui dongeng boneka tangan ini sangat banyak pesan kesehatan yang
bisa disampaikan, misalnya tentang pembiasaan menggosok gigi secara benar dan tertib, membuang sampah di tempatnya,
membasmi jentik – jantik nyamuk dirumah, dan masih banyak pesan kesehatan lain
yang bisa disampaikan melalui kegiatan ini. Tentunya anak-anak juga akan mau
memperhatikan jika disampaikan dengan cara yang menarik dan sesuai dengan dunia
mereka yang memang masih senang bermain
- Menyanyi dan Menari bersama
Sumber gambar dari SINI |
Pesan kesehatan juga bisa disampaikan secara
efektif kepada anak-anak usia dini melalui kegiatan bernyanyi dan menari
bersama. Sambil menyanyi, maka mereka akan bisa lebih mudah hafal dengan pesan
kesehatan yang disampaikan, misalnya dengan lagu cuci tangan sebelum makan atau
lagu bangun tidur. Namun sayangnya keberadaan lagu anak-anak saat ini sudah
semakin langka dan kadaluwarsa, khususnya lagu anak yang bertema kesehatan.
Akan lebih baik jika sekali waktu pemerintah mengadakan lomba cipta lagu anak
bertema kesehatan kemudian lagu-lagu yang terpilih sebagai pemenang bisa direkam
dan diajarkan kepada anak-anak di PAUD, Playgroup dan TK di seluruh nusantara.
Tentu hal ini akan memberikan banyak manfaat positif bagi anak-anak ketimbang
mereka menghafal dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa yang tidak jelas
manfaatnya.
"peran orangtua sangat penting dalam pelaksanaan edukasi kesehatan anak usia dini"
Selain contoh metode yang saya paparkan diatas tentunya masih banyak lagi metode edukasi kesehatan pada anak usia dini yang dapat diterapkan di masyarakat. Namun yang terpenting adalah selain peran tenaga kesehatan serta guru di sekolah sebenarnya peran orangtua merupakan hal yang paling penting dalam rangka memberikan edukasi kesehatan pada anak usia dini. Apalah gunanya jika di PAUD, Playgroup atau TK, anak sudah mulai diajarkan tentang perilaku hidup bersih dan sehat namun di rumah tidak ada motivasi dan contoh nyata perilaku hidup bersih dan sehat dari orangtuanya.
Seperti masalah perilaku merokok, sebagian masyarakat sudah tahu bahwa perilaku
merokok dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit stroke, jantung,
kanker dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Namun faktanya jumlah perokok di
Indonesia masih sangat tinggi, dan tak jarang juga ada orang tua yang dengan
seenaknya merokok di dekat anak-anaknya yang masih berusia bayi atau balita
sehingga anaknya ini turut menjadi perokok pasif. Dan tak jarang juga setelah anaknya tumbuh
jadi remaja, maka si anak ini juga akan ikut-ikutan merokok seperti yang
dilakukan oleh orangtuanya.
Maka dari itu, selain memberikan edukasi kesehatan pada anak
usia dini, penting juga dilakukan
edukasi kesehatan bagi para calon orangtua secara lebih terintegrasi melalui
kegiatan konseling kesehatan bagi para calon penganten misalnya. Kegiatan ini
dapat dikoordinasikan melalui KUA dan Puskesmas serta bisa dijadikan salah satu
syarat utama menikah yaitu wajib mengikuti konseling kesehatan di Puskesmas.
Dalam konseling ini bisa dimasukkan pesan-pesan seputar kesehatan ibu dan anak,
gizi ibu hamil, ASI eksklusif, bahaya
merokok, perawatan bayi dan balita dan lain-lain yang bisa dijadikan bekal
pengetahuan oleh para calon orangtua sehingga nantinya diharapkan mereka bisa
melahirkan dan mendidik calon generasi penerus bangsa yang lebih sehat dan
berkualitas.
Khusus untuk edukasi kesehatan pada anak usia dini, selain
dilaksanakan pada tingkatan PAUD, Playgrup dan TK, perlu juga untuk
dilaksanakan edukasi kesehatan secara kontinyu ditingkat SD dan sekolah
lanjutan. Sebenarnya di tingkat sekolah dari TK,SD,SMP,SMA juga sudah ada
program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Program UKS ini telah dirintis sejak tahun 1956. UKS dilaksanakan secara
komprehensif melalui TRIAS UKS yang terdiri dari :
Sumber gambar dari SINI |
- Pendidikan Kesehatan
- Pelayanan Kesehatan, dan
- Pembinaan Lingkungan Sekolah Bersih & Sehat
Pada tahun 1984, program UKS ini diperkuat dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan,
Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama. Namun tampaknya
hingga saat ini program UKS ini juga belum bisa berjalan secara optimal.
Buktinya kasus-kasus merokok dikalangan pelajar, seks bebas, kejadian IMS dan
HIV malah makin banyak terjadi pada anak-anak remaja usia sekolah. Lalu
bagaimana peran UKS dalam rangka mencegah terjadinya masalah-masalah kesehatan
pada anak remaja semacam ini? Dimana letak masalahnya hingga program ini tidak
bisa berjalan baik seperti yang diharapkan. Apakah pada masalah koordinasi
lintas sektornya yang belum bisa berjalan maksimal? Atau pada masalah sistem
dan regulasi kesehatan di Indonesia yang saat ini memang pelaksanaannya masih
sangat lemah?
Entahlah sebagai masyarakat awam, jujur saja saya kurang
paham dengan masalah sistem dan regulasi kesehatan di Indonesia. Yang saya
ketahui adalah hingga kini saya melihat Puskesmas juga belum bisa benar-benar
maksimal dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif
ini. Di beberapa daerah terpencil terkadang mutu pelayanan kuratif saja masih
jauh dari standar mutu pelayanan yang ditetapkan. Apalagi jika dituntut untuk
memberikan pelayaan promotif dan preventif yang bermutu. Kadang kegiatan
penyuluhan kesehatan dilakukan hanya asal jalan saja, materinya mungkin sudah
bagus namun metode yang digunakan tidak memikirkan siapa audiennya. Yang
penting kegiatan penyuluhan terlaksana.
Masalah audiensnya mau paham atau tidak, mau mendengarkan atau tidak itu tidak
penting.
Padahal sebenarnya edukasi
kesehatan merupakan cara yang lebih murah untuk dilakukan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dibandingkan upaya-upaya kuratif yang
membutuhkan biaya mahal. Sudah saatnya Indonesia menerapkan paradigma sehat
dengan cara melakukan edukasi kesehatan secara lebih terarah, terprogram dan
terus menerus dilakukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai upaya inovasi perlu terus
dikembangkan dalam rangka memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat
khususnya pada anak usia dini. Jika perlu dibuatlah semacam standar nasional
edukasi kesehatan untuk anak usia dini sehingga kegiatannya bisa lebih jelas
arah dan tujuannya serta lebih mudah untuk dilakukan monitoring dan
evaluasinya. Sehingga pada akhirnya
nanti upaya ini bisa benar-benar mampu memutus rantai masalah kesehatan di
Indonesia secara nyata.
0 comments
Terimakasih Teman-Teman Semua Atas Komentarnya :)